Sebuah fenomena alam yg memberi kiasan akan sebuah tempat yg pastinya semua orang ingin menghindarinya…. Secenery ini wujud di negara Asia Tengah , Uzbekistan… Menakutkan tapi kemungkinan adalah dari lahar gunung berapi atau mulut gunung berapi tersebut… hanya sebagai tatapan… kalau kita masuk dalam itu… tapi penjelasan sebenarnya begini… Tempat ini adalah di Uzbekistan yg digelar oleh penduduk setempat sebagai Pintu ke Neraka... terletak berhampiran dgn sebuah bandara kecil bernama Darvaz.
Kisah ini bermula kira-kira 35 tahun yg lampau. Seorang ahli geologis telah menggali tempat ini untuk mencari gas asli. Secara tiba-tiba semasa penggalian tersebut, mereka telah terjumpa satu jurang besar di bawah tanah. karena terlalu besar sehingga semua peralatan penggalian tersebut telah masuk ke dalam jurang tersebut. Tiada siapapun yg berani turun ke dalam jurang tersebut disebabkan jurang tersebut dipenuhi gas asli bumi. Untuk menghindari gas bumi yang akan mencemarkan bumi, mereka telah menyalakan api di dalam jurang tersebut dan semenjak dari itu sehingga kini, telah 35 tahun lubang ini terbakar tanpa henti walau sesaat.Oleh sebab itu penduduk sekitar menyebut jurang tersebut sebagai "Pintu Neraka". Kalau dipikir - pikir, kiamat sepertinya sangat dekat. Oleh karena itu, sudahkah anda bertobat???
Sumber :
Rezkyra blog
Indonesia-indonesia.com
"just love owede just love owede just love owede just love owede just love owede just love owede"
Custom Search
Minggu, Oktober 25, 2009
Jumat, Oktober 23, 2009
Raden Rizma Ibrahim
Temanku di Sumedang
Rabu, Oktober 21, 2009
Contoh Obat Hipertensi
2.10 Contoh Obat Hipertensi
a. Kaptopril
Nama Dagang Sediaan Produksi
Acendril 12,5 mg/tablet Harsen
Acepres 12,5 mg/tablet Bernofarm
Capoten 12,5 mg; 25 mg; 50 mg/tablet Bristol-Myers Squibb
Casipril 12,5 mg; 25 mg/tablet Tunggal Idaman Abadi
Dexacap 12,5 mg; 25 mg; 50 mg/tablet Dexa Medica
b. Klonidin
Nama Dagang Sediaan Produksi
Catapres Injeksi 0,15 mg/ml
Tablet 75 mg; 0.15 mg Boehringer Ingelheim
c. Metildopa
Nama Dagang Sediaan Produksi
Dopamet 250 mg/tablet Alpharma
d. Atenolol
Nama Dagang Sediaan Produksi
Betablok 50 mg; 100 mg/tablet Kalbe Farma
Farnormin 50 mg/tablet Fahrenheit
Hiblok 50 mg; 100 mg/tablet Nufarindo
Internolol 50 mg; 100 mg/tablet Interbat
e. Prazosin Hcl
Nama Dagang Sediaan Pabrik
Minipress 1 mg; 2 mg/tablet Pfizer
f. Reserpin
Nama Dagang Sediaan Produksi
Serpasil Resapin 0,25 mg; 0,1 mg/tablet Novartis Soho
Ser-ep-es 0,1 mg/tablet Novartis
g. Propanolol
Nama Dagang Sediaan Produksi
Farmadral 10 mg/tablet Fahrenheit
Inderal 10 mg/tablet Astra Zeneca
h. Losartan K
Nama Dagang Sediaan Produksi
Acetensa 50mg mg/tablet Fahrenheit
Angioten 50 mg/tablet Kalbe Farma
i. Amipril
Nama Dagang Sediaan Produksi
Triatec 2,5 mg; 5 mg; 10 mg/tablet Sanovi Aventis
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Irfan. 2007. Hipertensi Penyebab Utama Penyakit Jantung
————-. 2007. Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang Aman.
Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 42-2007, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia
Kartari. 2000. Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Departemen Kesehatan R..I. , Jakarta.
Kurniawan, Anie. 2002. Direktorat Gizi Masyarakat.
Oceandy. Delvac. 1998. Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
Farmakologi Cetakan Ketiga, Jakarta 2007
Pinzon, Rizaldy 2000. .Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Santi Martini, Lucia Y. 2004. Hendrati Perbedaan Risiko Kejadian Hipertensi Menurut Pola Merokok.
Sulistia, Gan. 1998. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi. FKUL
Sunarti, Sri. 2002. Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Hipertensi Di RSUI Kustati. Surakarta.
Disusun oleh :
Nandar Sawitra
Endang Nurlaela
Dede Sulaiman
Ruhayat Rudiana
Kelas XII – B
a. Kaptopril
Nama Dagang Sediaan Produksi
Acendril 12,5 mg/tablet Harsen
Acepres 12,5 mg/tablet Bernofarm
Capoten 12,5 mg; 25 mg; 50 mg/tablet Bristol-Myers Squibb
Casipril 12,5 mg; 25 mg/tablet Tunggal Idaman Abadi
Dexacap 12,5 mg; 25 mg; 50 mg/tablet Dexa Medica
b. Klonidin
Nama Dagang Sediaan Produksi
Catapres Injeksi 0,15 mg/ml
Tablet 75 mg; 0.15 mg Boehringer Ingelheim
c. Metildopa
Nama Dagang Sediaan Produksi
Dopamet 250 mg/tablet Alpharma
d. Atenolol
Nama Dagang Sediaan Produksi
Betablok 50 mg; 100 mg/tablet Kalbe Farma
Farnormin 50 mg/tablet Fahrenheit
Hiblok 50 mg; 100 mg/tablet Nufarindo
Internolol 50 mg; 100 mg/tablet Interbat
e. Prazosin Hcl
Nama Dagang Sediaan Pabrik
Minipress 1 mg; 2 mg/tablet Pfizer
f. Reserpin
Nama Dagang Sediaan Produksi
Serpasil Resapin 0,25 mg; 0,1 mg/tablet Novartis Soho
Ser-ep-es 0,1 mg/tablet Novartis
g. Propanolol
Nama Dagang Sediaan Produksi
Farmadral 10 mg/tablet Fahrenheit
Inderal 10 mg/tablet Astra Zeneca
h. Losartan K
Nama Dagang Sediaan Produksi
Acetensa 50mg mg/tablet Fahrenheit
Angioten 50 mg/tablet Kalbe Farma
i. Amipril
Nama Dagang Sediaan Produksi
Triatec 2,5 mg; 5 mg; 10 mg/tablet Sanovi Aventis
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Irfan. 2007. Hipertensi Penyebab Utama Penyakit Jantung
————-. 2007. Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang Aman.
Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 42-2007, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia
Kartari. 2000. Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Departemen Kesehatan R..I. , Jakarta.
Kurniawan, Anie. 2002. Direktorat Gizi Masyarakat.
Oceandy. Delvac. 1998. Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
Farmakologi Cetakan Ketiga, Jakarta 2007
Pinzon, Rizaldy 2000. .Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Santi Martini, Lucia Y. 2004. Hendrati Perbedaan Risiko Kejadian Hipertensi Menurut Pola Merokok.
Sulistia, Gan. 1998. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi. FKUL
Sunarti, Sri. 2002. Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Hipertensi Di RSUI Kustati. Surakarta.
Disusun oleh :
Nandar Sawitra
Endang Nurlaela
Dede Sulaiman
Ruhayat Rudiana
Kelas XII – B
Pencegahan Hipertensi
2.7 Pencegahan Hipertensi
Salah satu cara untuk menghindari darah tinggi adalah menjaga berat tubuh ideal, kemudian melakukan hal-hal berikut ini:
1. Jalan Kaki
Rutin melakukan jalan cepat ternyata efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi hingga 8 mmhg.
2. Konsumsi Makanan Berpotasium
Perbanyak mengonsumsi makanan akan kaya potasium, seperti buah sayur, sangat baik untuk menurunkan tekanan darah. Sumber potasium terbaik antara lain kentang, tomat, orange juice, pisang, kacang-kacangan, belewah, melon, serta buah yang dikeringkan, seperti kismis. Konsumsi potasium minimal 2000 - 4000 mg per hari,
Tindakan pencegahan perlu dilakukan oleh penderita hipertensi agar tidak kambuh bertambah berat yaitu melalui pengontrolan pola atau gaya hidup, seperti
- Diet rendah lemak, diet rendah garam
- Berhenti merokok, berhenti minuman alkohol
- Kurangi atau berhenti minum kopi
- Hindari mengkonsumsi daging kambing, buah durian
- Hidup dengan tenang lakukan santai pada badan, hindari stress
- Olahraga secara teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh
- Menurunkan berat badan bagai penderita obesitas
Salah satu cara untuk menghindari darah tinggi adalah menjaga berat tubuh ideal, kemudian melakukan hal-hal berikut ini:
1. Jalan Kaki
Rutin melakukan jalan cepat ternyata efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi hingga 8 mmhg.
2. Konsumsi Makanan Berpotasium
Perbanyak mengonsumsi makanan akan kaya potasium, seperti buah sayur, sangat baik untuk menurunkan tekanan darah. Sumber potasium terbaik antara lain kentang, tomat, orange juice, pisang, kacang-kacangan, belewah, melon, serta buah yang dikeringkan, seperti kismis. Konsumsi potasium minimal 2000 - 4000 mg per hari,
Tindakan pencegahan perlu dilakukan oleh penderita hipertensi agar tidak kambuh bertambah berat yaitu melalui pengontrolan pola atau gaya hidup, seperti
- Diet rendah lemak, diet rendah garam
- Berhenti merokok, berhenti minuman alkohol
- Kurangi atau berhenti minum kopi
- Hindari mengkonsumsi daging kambing, buah durian
- Hidup dengan tenang lakukan santai pada badan, hindari stress
- Olahraga secara teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh
- Menurunkan berat badan bagai penderita obesitas
Pengobatan Hipertensi
2.8 Pengobatan Hipertensi
Ada empat tahap pengobatan hipertensi dengan terapi farmakologi, yaitu :
a. Tahap pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau Beta bloker dengan dosis kecil kemudian dosis dinaikan.
b. Tahap kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa dan beta bloker.
c. Tahap ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator ( biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE.
d. Tahap keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dn guanetidin atau penghambat ACE.
2.9 Penggolongan Obat Hipertensi
Tekanan darah ditentukan oleh voume menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
TD = VM x DTP
Ket : TD = Tekanan darah
VM = Volume menit jantung
DTP = Daya tahan perifer
Dari rumus di atas, tekanan darah dapat diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat-obat hipertensi bekerja atas dasar prinsip tersebut.
Penurunan VM dilakukan dengan blockade reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika.
Penurunan DTP diatur oleh factor yang bekerja melalui susunan saraaf sentral maupun perifer. Sedangkan zat-zat vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar system adrenergic. Menurut zat berkhasiat farmakologinya, antihipertensi dibagi menjadi 6 :
1. Zat-zat penekan SSP, misalnya reserpin.
2. Zat-zat penekan system adrenergic perifer, misalnya propanolol.
3. Zat-zat dieresis, lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long acting atau dosis tunggal, misalnya klortalidon.
4. Zat-zat vasodilator, misalnya hidralazin.
5. Zat-zat antagonis kalsium, misalnya nifedifine.
6. Zat-zat ACE bloker dan Angiotensin II antagonis, misalnya losartan K dan Kaptopril.
Ada empat tahap pengobatan hipertensi dengan terapi farmakologi, yaitu :
a. Tahap pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau Beta bloker dengan dosis kecil kemudian dosis dinaikan.
b. Tahap kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa dan beta bloker.
c. Tahap ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator ( biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE.
d. Tahap keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dn guanetidin atau penghambat ACE.
2.9 Penggolongan Obat Hipertensi
Tekanan darah ditentukan oleh voume menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
TD = VM x DTP
Ket : TD = Tekanan darah
VM = Volume menit jantung
DTP = Daya tahan perifer
Dari rumus di atas, tekanan darah dapat diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat-obat hipertensi bekerja atas dasar prinsip tersebut.
Penurunan VM dilakukan dengan blockade reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika.
Penurunan DTP diatur oleh factor yang bekerja melalui susunan saraaf sentral maupun perifer. Sedangkan zat-zat vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar system adrenergic. Menurut zat berkhasiat farmakologinya, antihipertensi dibagi menjadi 6 :
1. Zat-zat penekan SSP, misalnya reserpin.
2. Zat-zat penekan system adrenergic perifer, misalnya propanolol.
3. Zat-zat dieresis, lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long acting atau dosis tunggal, misalnya klortalidon.
4. Zat-zat vasodilator, misalnya hidralazin.
5. Zat-zat antagonis kalsium, misalnya nifedifine.
6. Zat-zat ACE bloker dan Angiotensin II antagonis, misalnya losartan K dan Kaptopril.
Pengobatan Hipertensi
2.8 Pengobatan Hipertensi
Ada empat tahap pengobatan hipertensi dengan terapi farmakologi, yaitu :
a. Tahap pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau Beta bloker dengan dosis kecil kemudian dosis dinaikan.
b. Tahap kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa dan beta bloker.
c. Tahap ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator ( biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE.
d. Tahap keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dn guanetidin atau penghambat ACE.
2.9 Penggolongan Obat Hipertensi
Tekanan darah ditentukan oleh voume menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
TD = VM x DTP
Ket : TD = Tekanan darah
VM = Volume menit jantung
DTP = Daya tahan perifer
Dari rumus di atas, tekanan darah dapat diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat-obat hipertensi bekerja atas dasar prinsip tersebut.
Penurunan VM dilakukan dengan blockade reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika.
Penurunan DTP diatur oleh factor yang bekerja melalui susunan saraaf sentral maupun perifer. Sedangkan zat-zat vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar system adrenergic. Menurut zat berkhasiat farmakologinya, antihipertensi dibagi menjadi 6 :
1. Zat-zat penekan SSP, misalnya reserpin.
2. Zat-zat penekan system adrenergic perifer, misalnya propanolol.
3. Zat-zat dieresis, lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long acting atau dosis tunggal, misalnya klortalidon.
4. Zat-zat vasodilator, misalnya hidralazin.
5. Zat-zat antagonis kalsium, misalnya nifedifine.
6. Zat-zat ACE bloker dan Angiotensin II antagonis, misalnya losartan K dan Kaptopril.
Ada empat tahap pengobatan hipertensi dengan terapi farmakologi, yaitu :
a. Tahap pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau Beta bloker dengan dosis kecil kemudian dosis dinaikan.
b. Tahap kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa dan beta bloker.
c. Tahap ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator ( biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE.
d. Tahap keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dn guanetidin atau penghambat ACE.
2.9 Penggolongan Obat Hipertensi
Tekanan darah ditentukan oleh voume menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
TD = VM x DTP
Ket : TD = Tekanan darah
VM = Volume menit jantung
DTP = Daya tahan perifer
Dari rumus di atas, tekanan darah dapat diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat-obat hipertensi bekerja atas dasar prinsip tersebut.
Penurunan VM dilakukan dengan blockade reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika.
Penurunan DTP diatur oleh factor yang bekerja melalui susunan saraaf sentral maupun perifer. Sedangkan zat-zat vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar system adrenergic. Menurut zat berkhasiat farmakologinya, antihipertensi dibagi menjadi 6 :
1. Zat-zat penekan SSP, misalnya reserpin.
2. Zat-zat penekan system adrenergic perifer, misalnya propanolol.
3. Zat-zat dieresis, lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long acting atau dosis tunggal, misalnya klortalidon.
4. Zat-zat vasodilator, misalnya hidralazin.
5. Zat-zat antagonis kalsium, misalnya nifedifine.
6. Zat-zat ACE bloker dan Angiotensin II antagonis, misalnya losartan K dan Kaptopril.
Pencegahan Hipertensi
2.7 Pencegahan Hipertensi
Salah satu cara untuk menghindari darah tinggi adalah menjaga berat tubuh ideal, kemudian melakukan hal-hal berikut ini:
1. Jalan Kaki
Rutin melakukan jalan cepat ternyata efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi hingga 8 mmhg.
2. Konsumsi Makanan Berpotasium
Perbanyak mengonsumsi makanan akan kaya potasium, seperti buah sayur, sangat baik untuk menurunkan tekanan darah. Sumber potasium terbaik antara lain kentang, tomat, orange juice, pisang, kacang-kacangan, belewah, melon, serta buah yang dikeringkan, seperti kismis. Konsumsi potasium minimal 2000 - 4000 mg per hari,
Tindakan pencegahan perlu dilakukan oleh penderita hipertensi agar tidak kambuh bertambah berat yaitu melalui pengontrolan pola atau gaya hidup, seperti
- Diet rendah lemak, diet rendah garam
- Berhenti merokok, berhenti minuman alkohol
- Kurangi atau berhenti minum kopi
- Hindari mengkonsumsi daging kambing, buah durian
- Hidup dengan tenang lakukan santai pada badan, hindari stress
- Olahraga secara teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh
- Menurunkan berat badan bagai penderita obesitas
Salah satu cara untuk menghindari darah tinggi adalah menjaga berat tubuh ideal, kemudian melakukan hal-hal berikut ini:
1. Jalan Kaki
Rutin melakukan jalan cepat ternyata efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi hingga 8 mmhg.
2. Konsumsi Makanan Berpotasium
Perbanyak mengonsumsi makanan akan kaya potasium, seperti buah sayur, sangat baik untuk menurunkan tekanan darah. Sumber potasium terbaik antara lain kentang, tomat, orange juice, pisang, kacang-kacangan, belewah, melon, serta buah yang dikeringkan, seperti kismis. Konsumsi potasium minimal 2000 - 4000 mg per hari,
Tindakan pencegahan perlu dilakukan oleh penderita hipertensi agar tidak kambuh bertambah berat yaitu melalui pengontrolan pola atau gaya hidup, seperti
- Diet rendah lemak, diet rendah garam
- Berhenti merokok, berhenti minuman alkohol
- Kurangi atau berhenti minum kopi
- Hindari mengkonsumsi daging kambing, buah durian
- Hidup dengan tenang lakukan santai pada badan, hindari stress
- Olahraga secara teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh
- Menurunkan berat badan bagai penderita obesitas
Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi
2.6 Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi
Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu faktor , maka akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka , yang berakibat akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
1. Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b. Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini dikutipkan salah satu hasil penelitian tentang penyebaran menurut umur tersebut
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga.
Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan nya lebih “longgar” tanggung jawabnya . Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
g. Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.
2. Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah :
a. Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
- Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
- Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
- Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan berlebih.
b. Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c. Faktor Biologi
- Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
- Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan
- Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.
3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas menurut teori HL Blum yaitu :
• Faktor Genetik
Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan penderita hipertensi Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun belum adanya tes genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik yang sama.
• Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres,stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
• Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
• Faktor Pelayananan
Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider (pelayanan kesehatan) di puskesmas mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, kurangnya kerja sama dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian mengenai program pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas.
Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu faktor , maka akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka , yang berakibat akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
1. Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b. Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini dikutipkan salah satu hasil penelitian tentang penyebaran menurut umur tersebut
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga.
Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan nya lebih “longgar” tanggung jawabnya . Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
g. Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.
2. Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah :
a. Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
- Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
- Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
- Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan berlebih.
b. Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c. Faktor Biologi
- Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
- Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan
- Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.
3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas menurut teori HL Blum yaitu :
• Faktor Genetik
Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan penderita hipertensi Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun belum adanya tes genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik yang sama.
• Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres,stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
• Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
• Faktor Pelayananan
Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider (pelayanan kesehatan) di puskesmas mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, kurangnya kerja sama dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian mengenai program pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas.
Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi
2.6 Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi
Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu faktor , maka akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka , yang berakibat akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
1. Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b. Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini dikutipkan salah satu hasil penelitian tentang penyebaran menurut umur tersebut
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga.
Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan nya lebih “longgar” tanggung jawabnya . Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
g. Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.
2. Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah :
a. Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
- Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
- Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
- Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan berlebih.
b. Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c. Faktor Biologi
- Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
- Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan
- Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.
3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas menurut teori HL Blum yaitu :
• Faktor Genetik
Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan penderita hipertensi Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun belum adanya tes genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik yang sama.
• Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres,stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
• Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
• Faktor Pelayananan
Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider (pelayanan kesehatan) di puskesmas mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, kurangnya kerja sama dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian mengenai program pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas.
Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu faktor , maka akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka , yang berakibat akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
1. Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b. Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini dikutipkan salah satu hasil penelitian tentang penyebaran menurut umur tersebut
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga.
Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan nya lebih “longgar” tanggung jawabnya . Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
g. Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.
2. Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah :
a. Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
- Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
- Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
- Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan berlebih.
b. Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c. Faktor Biologi
- Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
- Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan
- Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.
3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas menurut teori HL Blum yaitu :
• Faktor Genetik
Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan penderita hipertensi Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun belum adanya tes genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik yang sama.
• Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres,stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
• Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
• Faktor Pelayananan
Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider (pelayanan kesehatan) di puskesmas mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, kurangnya kerja sama dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian mengenai program pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas.
Mekanisme Terjadinya Hipertensi
2.4 Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.
Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.
Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi
a. Faktor Keturunan atau Genetik
Faktor keturunan atau genetik ini kebanyakan menjadi faktor pertama dalam penyebab suatu penyakit, karena itu latar belakang keluarga yang mempunyai riwayat penyakit tertentu termasuk hipertensi ini maka harus berhati-hati dengan kata lain kita harus berusaha agar jangan sampai kita mengalami penyakit serupa. Pencegahan adalah hal utama yang harus kita lakukan sebelum kita benar-benar mengalaminya.
b. Faktor Mengonsumsi Lemak Tinggi, Kolesterol dan Garam yang Berlebihan
Mengkonsumsi makanan yang mengandung daging-dagingan dan ikan-ikanan serta garam yang berlebihan banyak disukai sebagian orang karena rasanya yang enak dan gurih, tapi dibalik kenikmatan itu terdapat kandungan lemah yang tinggi dan kolesterol yang cukup berbahaya untuk tubuh kita. Mengonsumsi makan-makanan yang mengandung lemah tinggi dan kolesterol serta garam yang berlebih secara kontinyu akan mengakibatkan banyak sekali penyakit yang menyerang tubuh termasuk hipertensi.
c. Faktor Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Mengandung Bahan Pengawet
Dalam kehidupan modern ini sebagian besar orang akan memilih hal-hal yang praktis saja termasuk dalam memasak makanan. Mereka tidak mau repot dengan belanja makanan segar mereka lebih cenderung memilih makanan dalam kemasan yang praktis yang siap dimasak kapan saja malahan sekarang banyak makanan siap saji dalam kemasan. Sifat pengawet dalam makanan itu sangat berbahaya yang apabila kita mengkonsumsi secara terus menerus akan banyak mendatangkan berbagai penyakit.
d. Faktor Kegemukan (Obeisitas)
Ada istilah orang gemuk itu tidak selamanya sehat, malahan belakangan ini kegemukan menjadi momok bagi sebagian orang karena kegemukan menjadikan orang mudah sekali terserang penyakit termasuk hipertensi.
e. Faktor Pengaruh Gaya Hidup
Gaya hidup yang mana kita menganggapnya sebagai gaya hidup orang modern tidak selamanya membawa pengaruh positif. Sering orang menganggap bahwa makan makanan di restoran cepat saji (junk food) akan dianggap modern, padahal kita tahu makan makanan seperti itu tidak sehat. Pola hidup yang serba modern, juga akan membuat orang mudah stress apabila kita tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi kita sendiri.
f. Faktor Kebiasaan Merokok dan Minum-Minuman Beralkohol
Merokok sering dianggap oleh sebagian orang sebagai gaya hidup yang perlu dilestarikan sehingga mereka enggan untuk berhenti merokok padahal mereka tahu banyak penyakit yang disebabkan karena merokok. Begitu juga dengan minuman beralkohol, mereka akan merasa bangga bila bisa menghabiskan sebotol minuman beralkohol karena merasa jantan.
g. Faktor Stress
Berhati-hatilah bagi orang yang mudah sekali mengalami stress, terutama orang yang mudah sekali marah. Jangan suka sekali menjadikan persoalan yang sebenarnya sepele menjadi persoalan yang berat karena itu akan menambah beban pikiran kita. Kecenderungan orang yang mudah stress, dia akan mudah marah karena beban masalah yang dianggapnya tidak bisa diselesaikan. Kita harus berpikir bijak bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
a. Faktor Keturunan atau Genetik
Faktor keturunan atau genetik ini kebanyakan menjadi faktor pertama dalam penyebab suatu penyakit, karena itu latar belakang keluarga yang mempunyai riwayat penyakit tertentu termasuk hipertensi ini maka harus berhati-hati dengan kata lain kita harus berusaha agar jangan sampai kita mengalami penyakit serupa. Pencegahan adalah hal utama yang harus kita lakukan sebelum kita benar-benar mengalaminya.
b. Faktor Mengonsumsi Lemak Tinggi, Kolesterol dan Garam yang Berlebihan
Mengkonsumsi makanan yang mengandung daging-dagingan dan ikan-ikanan serta garam yang berlebihan banyak disukai sebagian orang karena rasanya yang enak dan gurih, tapi dibalik kenikmatan itu terdapat kandungan lemah yang tinggi dan kolesterol yang cukup berbahaya untuk tubuh kita. Mengonsumsi makan-makanan yang mengandung lemah tinggi dan kolesterol serta garam yang berlebih secara kontinyu akan mengakibatkan banyak sekali penyakit yang menyerang tubuh termasuk hipertensi.
c. Faktor Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Mengandung Bahan Pengawet
Dalam kehidupan modern ini sebagian besar orang akan memilih hal-hal yang praktis saja termasuk dalam memasak makanan. Mereka tidak mau repot dengan belanja makanan segar mereka lebih cenderung memilih makanan dalam kemasan yang praktis yang siap dimasak kapan saja malahan sekarang banyak makanan siap saji dalam kemasan. Sifat pengawet dalam makanan itu sangat berbahaya yang apabila kita mengkonsumsi secara terus menerus akan banyak mendatangkan berbagai penyakit.
d. Faktor Kegemukan (Obeisitas)
Ada istilah orang gemuk itu tidak selamanya sehat, malahan belakangan ini kegemukan menjadi momok bagi sebagian orang karena kegemukan menjadikan orang mudah sekali terserang penyakit termasuk hipertensi.
e. Faktor Pengaruh Gaya Hidup
Gaya hidup yang mana kita menganggapnya sebagai gaya hidup orang modern tidak selamanya membawa pengaruh positif. Sering orang menganggap bahwa makan makanan di restoran cepat saji (junk food) akan dianggap modern, padahal kita tahu makan makanan seperti itu tidak sehat. Pola hidup yang serba modern, juga akan membuat orang mudah stress apabila kita tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi kita sendiri.
f. Faktor Kebiasaan Merokok dan Minum-Minuman Beralkohol
Merokok sering dianggap oleh sebagian orang sebagai gaya hidup yang perlu dilestarikan sehingga mereka enggan untuk berhenti merokok padahal mereka tahu banyak penyakit yang disebabkan karena merokok. Begitu juga dengan minuman beralkohol, mereka akan merasa bangga bila bisa menghabiskan sebotol minuman beralkohol karena merasa jantan.
g. Faktor Stress
Berhati-hatilah bagi orang yang mudah sekali mengalami stress, terutama orang yang mudah sekali marah. Jangan suka sekali menjadikan persoalan yang sebenarnya sepele menjadi persoalan yang berat karena itu akan menambah beban pikiran kita. Kecenderungan orang yang mudah stress, dia akan mudah marah karena beban masalah yang dianggapnya tidak bisa diselesaikan. Kita harus berpikir bijak bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Mekanisme Terjadinya Hipertensi
2.4 Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.
Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.
Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah
Gejala Terjadinya Penyakit Hipertensi
2.3 Gejala Terjadinya Penyakit Hipertensi
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi disebut sebagai silent killer karena dua hal, yaitu :
• Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
• Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
Sakit kepala
Jantung berdebar- debar
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Sering buang air kecil terutama di malam hari
Telinga berdenging
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi disebut sebagai silent killer karena dua hal, yaitu :
• Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
• Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
Sakit kepala
Jantung berdebar- debar
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Sering buang air kecil terutama di malam hari
Telinga berdenging
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
jenis - jenis hipertensi
2.2 Jenis-jenis Hipertensi
Hipertensi resisten adalah kegagalan untuk mencapai target TD yang diinginkan pada pasien hipertensi dengan menggunakan tiga macam obat dosis penuh termasuk diuretik. TD diastolik menetap di atas 90 mmHg pada minimal dua kali pengukuran di tempat praktik pada waktu yang berbeda dan satu kali pengukuran di rumah dengan alat pengukurTD rumahan atau ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) 24 jam. Hampir 40% pasien yang dirawat oleh dokter umum atau spesialis menunjukkan resistensi terapi.
Hipertensi resisten lebih banyak dijumpai pada pasien berusia lebih dari 60 tahun daripada yang lebih muda. Penggunaan diuretik dengan dosis tidak adekuat sering menjadi penyebab.
Penyebab Hipertensi Resisten
1. Cara pengukuran TD tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan tingginya tekanan intra-arteri pada hasil pengukuran. Pembacaan yang terlalu tinggi dapat juga terjadi pada pasien dengan klasifikasi atau arteriosklerosis pada arteri brakhialis sehingga tidak dapat dikompresi penuh. Dapat juga terjadi pada hipertensi white-coat. Masalah ini dapat diatasi dengan pengukuran TD di rumah atau dengan pembacaan ABPM.
2. Kelebihan cairan: kelebihan asupan natrium/garam, retensi cairan karena penyakit ginjal dan terapi diuretik tidak adekuat. Diuretik tiazid direkomendasikan untuk sebagian besar pasien hipertensi, sedangkan loop diuretic diperlukan pada pasien dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) atau gagal jantung.
3. Terinduksi obat atau penyebab lain: non-adherence, dosis tidak adekuat, kombinasi tidak tepat, interaksi dengan obat lain seperti Non Steroidal Anti-Inflamatory Drugs (NSAID), inhibitor cyclooxygenase-2 (COX-2), kokain, amfetamin, fenotiazin, simpatomimetik (dekongestan, anorektik), tembakau, kafein, kortikosteroid, hormon kontrasepsi oral, hormon steroid adrenal, siklosporin dan takrolimus, eritropoietin, licorice (termasuk permen tembakau), suplemen dan obat tertentu (misal ephedra, mahaung, jeruk bitted).
4. Kondisi yang berkaitan: obesitas, minum alkohol berlebihan.
5. Penyebab sekunder: penyakit parenkim ginjal, penyakit arteri ginjal, aldosteronisme, feokromositoma, sindrom Gushing, hipo atau hipertiroid, sleep apnea, dan koarktasio aorta.
Dikenal juga keadaan yang disebut krisis hipertensi. Keadaan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Hipertensi emergensi, merupakan hipertensi gawat darurat, dimana TD melebihi 180/120 mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi organ, seperti otak (perdarahan otak/stroke, ensefalopati hipertensi), jantung (gagal jantung kiri akut, penyakit jantung koroner akut), paru (bendungan di paru), dan eklampsia; atau TD dapat lebih rendah dari 180/120 mmHg tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ di atas yang sudah nyata timbul. Jika TD tidak segera diturunkan dapat mengakibatkan komplikasi yang menetap. Oleh karena itu harus diturunkan dengan obat intravena (suntikan) yang bekerja cepat dalam beberapa menit maksimal satu jam. Pasien ini harus dibawa ke intensive care unit (ICU) untuk dipantau TD-nya dan diberikan obat-obatan parenteral. Target penurunan mean arterial pressure (MAP) tidak melebihi 25% dalam hitungan menit sampai 1 jam dan jika stabil, dapat mencapai TD 160/100-110 mmHg dalam waktu 2-6 jam, karena penurunan yang lebih cepat akan menyebabkan iskemia koroner, otak dan ginjal. Terapi awal yang tepat untuk keadaan tersebut adalah memberikan nifedipin kerja singkat. Jika tingkat TD tersebut dapat ditoleransi dan pasien stabil, TD normal dapat dicapai dalam 24-48 jam berikutnya.
2. Hipertensi urgensi: TD sangat tinggi (>180/120 mmHg), tetapi belum ada gejala seperti di atas. TD tidak harus diturunkan dengan cepat (dalam hitungan menit}, tetapi dapat dalam hitungan jam sampai dengan hari dengan obat oral. Gejalanya berupa sakit kepala hebat/berputar (vertigo), mual, muntah, pusing/melayang, penglihatan kabur, mimisan, sesak napas, gangguan cemas berat, tetapi tidak ada kerusakan target organ. Pasien dengan hipertensi urgensi dapat juga diberikan terapi oral yang bekerja short acting seperti kaptopril, labetalol atau klonidin dengan observasi yang ketat.
Pembagian Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya
1. Hipertensi primer, adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (hipertensi esensial). Terjadi peningkatan kerja jantung akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Sebagian besar (90-95%) penderita termasuk hipertensi primer.
2. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit sistemik lain, misalnya gangguan hormon (Gushing), penyempitan pembuluh darah utama ginjal (stenosis arteri renalis, akibat penyakit ginjal (glomerulonefritis)}, dan penyakit sistemik lainnya (lupus nefritis). Jumlah hipertensi sekunder kurang dari 5% penduduk dewasa di Amerika.
Hipertensi resisten adalah kegagalan untuk mencapai target TD yang diinginkan pada pasien hipertensi dengan menggunakan tiga macam obat dosis penuh termasuk diuretik. TD diastolik menetap di atas 90 mmHg pada minimal dua kali pengukuran di tempat praktik pada waktu yang berbeda dan satu kali pengukuran di rumah dengan alat pengukurTD rumahan atau ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) 24 jam. Hampir 40% pasien yang dirawat oleh dokter umum atau spesialis menunjukkan resistensi terapi.
Hipertensi resisten lebih banyak dijumpai pada pasien berusia lebih dari 60 tahun daripada yang lebih muda. Penggunaan diuretik dengan dosis tidak adekuat sering menjadi penyebab.
Penyebab Hipertensi Resisten
1. Cara pengukuran TD tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan tingginya tekanan intra-arteri pada hasil pengukuran. Pembacaan yang terlalu tinggi dapat juga terjadi pada pasien dengan klasifikasi atau arteriosklerosis pada arteri brakhialis sehingga tidak dapat dikompresi penuh. Dapat juga terjadi pada hipertensi white-coat. Masalah ini dapat diatasi dengan pengukuran TD di rumah atau dengan pembacaan ABPM.
2. Kelebihan cairan: kelebihan asupan natrium/garam, retensi cairan karena penyakit ginjal dan terapi diuretik tidak adekuat. Diuretik tiazid direkomendasikan untuk sebagian besar pasien hipertensi, sedangkan loop diuretic diperlukan pada pasien dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) atau gagal jantung.
3. Terinduksi obat atau penyebab lain: non-adherence, dosis tidak adekuat, kombinasi tidak tepat, interaksi dengan obat lain seperti Non Steroidal Anti-Inflamatory Drugs (NSAID), inhibitor cyclooxygenase-2 (COX-2), kokain, amfetamin, fenotiazin, simpatomimetik (dekongestan, anorektik), tembakau, kafein, kortikosteroid, hormon kontrasepsi oral, hormon steroid adrenal, siklosporin dan takrolimus, eritropoietin, licorice (termasuk permen tembakau), suplemen dan obat tertentu (misal ephedra, mahaung, jeruk bitted).
4. Kondisi yang berkaitan: obesitas, minum alkohol berlebihan.
5. Penyebab sekunder: penyakit parenkim ginjal, penyakit arteri ginjal, aldosteronisme, feokromositoma, sindrom Gushing, hipo atau hipertiroid, sleep apnea, dan koarktasio aorta.
Dikenal juga keadaan yang disebut krisis hipertensi. Keadaan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Hipertensi emergensi, merupakan hipertensi gawat darurat, dimana TD melebihi 180/120 mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi organ, seperti otak (perdarahan otak/stroke, ensefalopati hipertensi), jantung (gagal jantung kiri akut, penyakit jantung koroner akut), paru (bendungan di paru), dan eklampsia; atau TD dapat lebih rendah dari 180/120 mmHg tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ di atas yang sudah nyata timbul. Jika TD tidak segera diturunkan dapat mengakibatkan komplikasi yang menetap. Oleh karena itu harus diturunkan dengan obat intravena (suntikan) yang bekerja cepat dalam beberapa menit maksimal satu jam. Pasien ini harus dibawa ke intensive care unit (ICU) untuk dipantau TD-nya dan diberikan obat-obatan parenteral. Target penurunan mean arterial pressure (MAP) tidak melebihi 25% dalam hitungan menit sampai 1 jam dan jika stabil, dapat mencapai TD 160/100-110 mmHg dalam waktu 2-6 jam, karena penurunan yang lebih cepat akan menyebabkan iskemia koroner, otak dan ginjal. Terapi awal yang tepat untuk keadaan tersebut adalah memberikan nifedipin kerja singkat. Jika tingkat TD tersebut dapat ditoleransi dan pasien stabil, TD normal dapat dicapai dalam 24-48 jam berikutnya.
2. Hipertensi urgensi: TD sangat tinggi (>180/120 mmHg), tetapi belum ada gejala seperti di atas. TD tidak harus diturunkan dengan cepat (dalam hitungan menit}, tetapi dapat dalam hitungan jam sampai dengan hari dengan obat oral. Gejalanya berupa sakit kepala hebat/berputar (vertigo), mual, muntah, pusing/melayang, penglihatan kabur, mimisan, sesak napas, gangguan cemas berat, tetapi tidak ada kerusakan target organ. Pasien dengan hipertensi urgensi dapat juga diberikan terapi oral yang bekerja short acting seperti kaptopril, labetalol atau klonidin dengan observasi yang ketat.
Pembagian Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya
1. Hipertensi primer, adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (hipertensi esensial). Terjadi peningkatan kerja jantung akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Sebagian besar (90-95%) penderita termasuk hipertensi primer.
2. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit sistemik lain, misalnya gangguan hormon (Gushing), penyempitan pembuluh darah utama ginjal (stenosis arteri renalis, akibat penyakit ginjal (glomerulonefritis)}, dan penyakit sistemik lainnya (lupus nefritis). Jumlah hipertensi sekunder kurang dari 5% penduduk dewasa di Amerika.
pengertian hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmhg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmhg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmhg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmhg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmhg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmhg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Jumat, Juni 12, 2009
Minggu, Mei 31, 2009
BUA SAWO DAN KHASIATNYA
buah sawo di daerah Sumatra Barat lebih dikenal dengan sebutan saos, walaupun dalam Bahasa Indonesia disebut sawo, warga Minang lebih mengenal buah ini dengan sebutan saos.
Di balik rasanya yang manis, ternyata tersimpan banyak khasiat. Getah buah dan daunnya, bisa digunakan sebagai obat diare. Selain itu, getahnya dapat digunakan untuk campuran gula-gula. Untuk keperluan obat diare, gunakan lebih kurang 15 tetes getah buah muda, kemudian diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas. Hasil seduhan diminum sekaligus.
Selain cara tersebut, juga bisa digunakan cara kedua. Ambillah satu buah sawo muda, cuci sampai bersih. Kemudian diparut, lalu diperas dan disaring. Bila perlu, tambahkan sedikit air matang. Selanjutnya diminum, 2 kali sehari. Atau bisa juga dengan menggunakan daun sawo. Sediakan satu mangkok daun, lalu cincang dalam dua gelas air bersih selama 15 menit. Air rebusan, kemudian diminum tiga kali sehari.
Bagi penderita radang mulut, segeralah ambil satu mangkok daun sawo. Lalu cincang dalam 2 gelas air bersih, selama 10 menit. Pakai air hasil rebusan untuk berkumur. Sementara untuk menyembuhkan disentri, ambil 8 buah sawo muda, cuci bersih. Kunyah-kunyah halus dengan garam secukupnya. Sedikit demi sedikit ditelan, lalu minum air hangat. Lakukan 2 kali sehari hingga sembuh.
Berdasarkan penelitian, daun dan batang sawo ternyata mengandung falvonoida. Di samping itu daun juga mengandung saponin dan batangnya juga mengandung tanin. Zat-zat inilah yang mengambil peran penting, dalam menyembuhkan penyakit-penyakit di atas.
KHASIAT KAYU MANIS
Kayu manis atau Cinnamomun burmanni selama ini banyak dimanfaatkan ibu-ibu rumah tangga sebagai bumbu dapur dan bahan pembuatan jamu. Aromanya yang harum menyengat, serta rasanya manis sangat cocok sekali buat campuran kue dan cake. Mungkin beberapa di antara kita tak sadar, di balik kenikmatan cake dan kue tadi tersimpan khasiat luar biasa yang tak disangka-sangka.
Kayu berkulit kasar itu ernyata tersusun dari senyawa sinamaldehid. Sinamaldehid merupakan turunan dari senyawa fenol. Di dunia kedokteran, senyawa sinamaldehid diketahui memiliki sifat anti-agregasi platelet dan sebagai vasodilator secara in vitro. Platelet adalah kolesterol yang menempel pada pembuluh darah. Agregasi (pengumpulan) platelet menyebabkan terjadinya asterosklerosis atau lemak mengeras di pembuluh arteri pada makhluk hidup.
Demikian diungkapkan Fauzan Azima, Mahasiswa S-3 Program Studi Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) saat sidang terbuka disertasi Aktivitas Antioksidan Dan Anti-Agregasi Platelet Ekstrak Cassia Vera (Cinnamomum burmanni), Serta Potensinya Dalam Pencegahan Aterosklerosis pada Kelinci, di Kampus IPB Darmaga, Bogor, Kamis (16/9). Aterosklerosis dipicu kadar kolesterol yang tinggi atau hiperkolesterolemia dalam darah.
Di samping itu, lanjutnya, proses modifikasi LDL (low density lipid) atau lebih dikenal dengan sebutan lemak jahat, juga merupakan faktor penting yang memacu aterosklerosis. Karena LDL termodifikasi atau teroksidasi tidak dapat dikenali makrofag melalui reseptor normalnya, sehingga LDL akan ditangkap dengan reseptor scavenger. Pada akhirnya makrofag akan berubah menjadi sel busa dan secara bertahap akan menjadi aterosklerosis.
Menurutnya, bila aterosklerosis menyumbat pembuluh darah lebih dari 70%, maka kondisinya sudah mengkhawatirkan. Keadaan terparah adalah orang tersebut mengalami infark jantung atau stroke. Aterosklerosis ini identik dengan penyakit usia senja yang berusia 40 tahun ke atas. Akan tetapi penemuan terbaru mengatakan, aterosklerosis juga bisa diderita anak remaja mulai usia 12 tahun. Hal ini karena pola makan yang kurang baik seperti makanan berkadar lemak dan gula tinggi.
Dengan mengonsumsi ektrak kayu manis, aterosklerosis ini dapat dicegah. Ekstrak kayu manis diperoleh Fauzan melalui uji coba dengan menggunakan dua pelarut yaitu air dan etanol. Pelarut dengan etanol menghasilkan ekstrak kayu manis yang mengandung total fenol 62,25%. Kadar ini lebih tinggi dari ektrak mengunakan air yaitu sebesar 9,3%. Senyawa lain yang ditemukan adalah flanonoid, tanin, triterpenoid, dan saponin.
Keampuhan kayu manis dalam menurunkan total kolesterol tubuh telah dicobakan Fauzan pada kelinci. Terbukti, kelinci yang diberi pakan mengandung ekstrak kayu manis, total kolesterolnya turun dari 44,3 mg/dl menjadi 139,1 mg/dl, LDL-C dari 286,5 mg/dl menjadi 95,8 mg/dl, dan kadar trigliserida dari 122,2 mg/dl menjadi 61,2 mg/dl. Yang mengejutkan lagi ekstrak kayu manis itu mampu meningkatkan High Density Lipid (HDL-C) dari 32,4 mg/dl menjadi 50,0 mg/dl, dan menekan terjadinya lemak pada hati kelinci yaitu dari 27,47 menjadi 3,59 rata-rata butir lemak per bidang pandang dalam perbesaran mikroskop 400 kali.
Pemberian ektrak yang masuk dalam rumpun cassia vera sebanyak 200 ppm/kg berat badan/hari ini lebih efektif dari pada pemberian 100 ppm/kg/bb/hari maupun obat aterosklerosis (Lipanthyl 300 mg/Fenolfibrate).
Pria kelahiran Bukittinggi 13 Oktober 1967 ini menyatakan, selain dapat mencegah aterosklerosis, kayu manis juga mengandung senyawa antioksidan yang efektif mencegah kanker. Sebenarnya, untuk melindungi dari oksidatif yang disebabkan radikal bebas, tubuh menyediakan enzim antioksidan seperti superoksida dismutase (SOD), katalase, glutation peroksidase (GPx), senyawa antioksidan dan radical scavenger seperti glutation, ubiquinol dan asam urat. ”Hanya saja, kadang karena produksi radikal bebas melebihi normal, tubuh butuh asupan antioksidan dari makanan. Di sinilah kayu manis sangat dibutuhkan,” kata Fauzan.
Lebih lanjut staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang ini mengatakan, kekuatan antioksidan kayu manis yang diekstrak etanol lebih besar dibanding BHT (antioksidan sintetis) dan tokoferol pada konsentrasi sama.
Bagi yang ingin mengonsumsi kayu manis, bentuk ekstrak tentu sangat tidak nyaman. Fauzan menyarankan untuk mengolahnya dalam campuran minuman fungsional layaknya minuman Cinna-Ale buatan dosen IPB atau dalam makanan seperti aneka bakery, cake, kue, bumbu masakan atau sumber flavor, es krim, kembang gula, makanan ringan, dan extrude.
Manfaat dari kayu manis. Dibawah ini ada beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan ramuan dari kayu manis :
* Sakit Perut
Madu yang dicampur bubuk kayu manis dapat mengobati sakit perut. Juga dapat membersihkan perut serta menyembuhkan bisul hingga keakar - akarnya.
* Kembung
Penelitian yang dilakukan di India dan Jepang menyatakan bahwa madu yang diminum bersama kayu manis panas dapat membuat nafas tetap segar sehari penuh. Orang Amerika Selatan biasa meminum ramuan tersebut dipagi hari.
* Sakit Kepala dan Sinus
Minum campuran madu dan jus jeruk dapat menyembuhkan sakit kepala karena sinus.
* Kelelahan
Warga usia lanjut yang mengkonsumsi madu dan bubuk kayu manis dengan ukuran sama, terbukti lebih waspada dan fleksibel. Penelitian Dr. Milton membuktikan 1/2 sendok makan madu yang diminum bersama segelas air dan ditaburkan bubuk kayu manis dapat meningkatkan vitalis tubuh dalam seminggu. Ramuan tersebut diminum setiap hari setelah menggosok gigi dan jam 3 sore pada saat vitalis tubuh menurun.
* Kelebihan Berat Badan
Minum segelas air yang direbus bersama madu dan bubuk kayu manis
setiap pagi 1/2 jam sebelum sarapan atau saat perut masih kosong. Bila dilakukan secara teratur dapat mengurangi berat badan, bahkan bagi orang yang sangat gemuk. Minum ramuan ini secara teratur akan mencegah lemak terakumulasi dalam tubuh, meski tetap makan makanan kalori tinggi.
* Influenza. Ilmuwan Spanyol telah membuktikan bahwa madu berisi kandungan alam yang membunuh kuman influenza dan menyembuhkan pasien dari flu. Maka minumlah madu ketika akan flu.
Kayu berkulit kasar itu ernyata tersusun dari senyawa sinamaldehid. Sinamaldehid merupakan turunan dari senyawa fenol. Di dunia kedokteran, senyawa sinamaldehid diketahui memiliki sifat anti-agregasi platelet dan sebagai vasodilator secara in vitro. Platelet adalah kolesterol yang menempel pada pembuluh darah. Agregasi (pengumpulan) platelet menyebabkan terjadinya asterosklerosis atau lemak mengeras di pembuluh arteri pada makhluk hidup.
Demikian diungkapkan Fauzan Azima, Mahasiswa S-3 Program Studi Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) saat sidang terbuka disertasi Aktivitas Antioksidan Dan Anti-Agregasi Platelet Ekstrak Cassia Vera (Cinnamomum burmanni), Serta Potensinya Dalam Pencegahan Aterosklerosis pada Kelinci, di Kampus IPB Darmaga, Bogor, Kamis (16/9). Aterosklerosis dipicu kadar kolesterol yang tinggi atau hiperkolesterolemia dalam darah.
Di samping itu, lanjutnya, proses modifikasi LDL (low density lipid) atau lebih dikenal dengan sebutan lemak jahat, juga merupakan faktor penting yang memacu aterosklerosis. Karena LDL termodifikasi atau teroksidasi tidak dapat dikenali makrofag melalui reseptor normalnya, sehingga LDL akan ditangkap dengan reseptor scavenger. Pada akhirnya makrofag akan berubah menjadi sel busa dan secara bertahap akan menjadi aterosklerosis.
Menurutnya, bila aterosklerosis menyumbat pembuluh darah lebih dari 70%, maka kondisinya sudah mengkhawatirkan. Keadaan terparah adalah orang tersebut mengalami infark jantung atau stroke. Aterosklerosis ini identik dengan penyakit usia senja yang berusia 40 tahun ke atas. Akan tetapi penemuan terbaru mengatakan, aterosklerosis juga bisa diderita anak remaja mulai usia 12 tahun. Hal ini karena pola makan yang kurang baik seperti makanan berkadar lemak dan gula tinggi.
Dengan mengonsumsi ektrak kayu manis, aterosklerosis ini dapat dicegah. Ekstrak kayu manis diperoleh Fauzan melalui uji coba dengan menggunakan dua pelarut yaitu air dan etanol. Pelarut dengan etanol menghasilkan ekstrak kayu manis yang mengandung total fenol 62,25%. Kadar ini lebih tinggi dari ektrak mengunakan air yaitu sebesar 9,3%. Senyawa lain yang ditemukan adalah flanonoid, tanin, triterpenoid, dan saponin.
Keampuhan kayu manis dalam menurunkan total kolesterol tubuh telah dicobakan Fauzan pada kelinci. Terbukti, kelinci yang diberi pakan mengandung ekstrak kayu manis, total kolesterolnya turun dari 44,3 mg/dl menjadi 139,1 mg/dl, LDL-C dari 286,5 mg/dl menjadi 95,8 mg/dl, dan kadar trigliserida dari 122,2 mg/dl menjadi 61,2 mg/dl. Yang mengejutkan lagi ekstrak kayu manis itu mampu meningkatkan High Density Lipid (HDL-C) dari 32,4 mg/dl menjadi 50,0 mg/dl, dan menekan terjadinya lemak pada hati kelinci yaitu dari 27,47 menjadi 3,59 rata-rata butir lemak per bidang pandang dalam perbesaran mikroskop 400 kali.
Pemberian ektrak yang masuk dalam rumpun cassia vera sebanyak 200 ppm/kg berat badan/hari ini lebih efektif dari pada pemberian 100 ppm/kg/bb/hari maupun obat aterosklerosis (Lipanthyl 300 mg/Fenolfibrate).
Pria kelahiran Bukittinggi 13 Oktober 1967 ini menyatakan, selain dapat mencegah aterosklerosis, kayu manis juga mengandung senyawa antioksidan yang efektif mencegah kanker. Sebenarnya, untuk melindungi dari oksidatif yang disebabkan radikal bebas, tubuh menyediakan enzim antioksidan seperti superoksida dismutase (SOD), katalase, glutation peroksidase (GPx), senyawa antioksidan dan radical scavenger seperti glutation, ubiquinol dan asam urat. ”Hanya saja, kadang karena produksi radikal bebas melebihi normal, tubuh butuh asupan antioksidan dari makanan. Di sinilah kayu manis sangat dibutuhkan,” kata Fauzan.
Lebih lanjut staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang ini mengatakan, kekuatan antioksidan kayu manis yang diekstrak etanol lebih besar dibanding BHT (antioksidan sintetis) dan tokoferol pada konsentrasi sama.
Bagi yang ingin mengonsumsi kayu manis, bentuk ekstrak tentu sangat tidak nyaman. Fauzan menyarankan untuk mengolahnya dalam campuran minuman fungsional layaknya minuman Cinna-Ale buatan dosen IPB atau dalam makanan seperti aneka bakery, cake, kue, bumbu masakan atau sumber flavor, es krim, kembang gula, makanan ringan, dan extrude.
Manfaat dari kayu manis. Dibawah ini ada beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan ramuan dari kayu manis :
* Sakit Perut
Madu yang dicampur bubuk kayu manis dapat mengobati sakit perut. Juga dapat membersihkan perut serta menyembuhkan bisul hingga keakar - akarnya.
* Kembung
Penelitian yang dilakukan di India dan Jepang menyatakan bahwa madu yang diminum bersama kayu manis panas dapat membuat nafas tetap segar sehari penuh. Orang Amerika Selatan biasa meminum ramuan tersebut dipagi hari.
* Sakit Kepala dan Sinus
Minum campuran madu dan jus jeruk dapat menyembuhkan sakit kepala karena sinus.
* Kelelahan
Warga usia lanjut yang mengkonsumsi madu dan bubuk kayu manis dengan ukuran sama, terbukti lebih waspada dan fleksibel. Penelitian Dr. Milton membuktikan 1/2 sendok makan madu yang diminum bersama segelas air dan ditaburkan bubuk kayu manis dapat meningkatkan vitalis tubuh dalam seminggu. Ramuan tersebut diminum setiap hari setelah menggosok gigi dan jam 3 sore pada saat vitalis tubuh menurun.
* Kelebihan Berat Badan
Minum segelas air yang direbus bersama madu dan bubuk kayu manis
setiap pagi 1/2 jam sebelum sarapan atau saat perut masih kosong. Bila dilakukan secara teratur dapat mengurangi berat badan, bahkan bagi orang yang sangat gemuk. Minum ramuan ini secara teratur akan mencegah lemak terakumulasi dalam tubuh, meski tetap makan makanan kalori tinggi.
* Influenza. Ilmuwan Spanyol telah membuktikan bahwa madu berisi kandungan alam yang membunuh kuman influenza dan menyembuhkan pasien dari flu. Maka minumlah madu ketika akan flu.
MENTIMUN
Mentimun memiliki nama scientific Cucumis sativus. Mengandung 0,65% protein, 0.1% lemak dan karbohidrat sebanyak 2,2%. Juga mengandung kalsium, zat besi, magnesium, fosforus, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C. Biji timun sendiri mengandung racun alkoloid jenis hipoxanti, yang berfungsi untuk mengobati anak-anak yang menderita cacingan.
Apabila anda menderita sakit pada tenggorokan yang menyebabkan sulit bicara (batuk) dapat dirawat dengan biji timun. Caranya: sedikit biji timun dicampurkan dengan sedikit garam dan dikumur beberapa kali sehari. Pengobatan ini dipercaya dapat mengembalikan suara yang hilang akibat sakit tersebut.
Penyakit pening-pening yang berkesinambungan sehingga dapat menurunkan berat badan dapat diatasi dengan mengkonsumsi timun mentah atau yang telah dimasak. Selain itu, mentimun dapat juga digunakan untuk mengobati penyakit disentri.
Timun memang akrab dengan kita. Sebagai lalapan, campuran pecal, atau dijadikan minuman segar. Namun, khasiat timun ternyata juga banyak. Selain mampu menurunkan deman dalam waktu singkat, dan meluruhkan darah tinggi, tumbuhan merambat ini juga dapat membersihkan ginjal.
Ketimun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah atau di rumah kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik. Ketimun sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga berasal dari daerah pegunungan Himalaya di India Utara. Tanaman semusim, merayap atau merambat, berambut kasar, berbatang basah, panjang 0,5-2,5 m. Tanaman ini mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya bulat telur lebar, bertaju 3-7, dengan pangkal berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi. Panjang 7-18 cm, lebar 7-15 cm, warnanya hijau. Bunganya ada yang jantan berwarna putih kekuningan, dan bunga betina yang bentuknya seperti terompet. Buah bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin putih, setelah tua warnanya kuning kotor, panjang 10--30 cm, bagian pangkal berbintil, banyak mengandung cairan. Bijinya banyak, bentuknya lonjong meruncingi pipih, warnanya putih kotor. Daun dan tangkai muda bisa dimakan sebagai lalab mentah atau dikukus. Buahnya bisa dimakan mentah, direbus, dikukus atau disayur. Bisa juga dibuat acar atau dimakan bersama rujak. Banyak jenis ketimun yang ada di pasar, seperti ketimun biasa, ketimun krai, ketimun wuku, ketimun poan dan ketimun watang. Perbanyakan dengan biji.
Untuk minum. Secukupnya diparut atau dimakan mentah.
Pemakaian luar. Buah secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Dipakai untuk kompres pada demam, dibubuhkan pada luka, luka bakar, bercak noda di kulit, jerawat, membersihkan kulit muka yang berminyak dan mengurangi kulit yang gatal.
CARA PEMAKAIAN:
1. Takanan darah tinggi.
2 buah ketimun segar dicuci bersih lalu diparut. Hasil parutannya diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus.Lakukan 2-3 kali sehari.
2. Sariawan.
Setiap hari makan buah ketimun sebanyak 9 buah. Lakukan secara rutin.
3. Membersihkan ginjal.
Ketimun segar dicuci lalu diparut. Hasil parutannya diperas dan disaring. Airnya diminum sedikit demi sedikit sampai lambung terbiasa menerima cairan ketimun.
4. Demam.
Ketimun secukupnya dicuci bersih, lalu diparut. Hasil parutannya diletakkan di atas perut.
5. Jerawat.
Buah ketimun dicuci lalu diiris-iris. lrisan ketimun ditempelkan dan digosok-gosok pada kulit yang berjerawat. Lakukan setiap hari.
6. Untuk obat haid yang tidak teratur.
Giling halus 10 lembar daun cocor bebek, 5 jari labu air, 5 buah majakan, 1 buah mentimun, 10 lembar daun dadap srep, 10 lembar daun sambaing colok, tambahkan air garam secukupnya. Kemudian diusapkan ke perut, lalu balut dan lakukan dua kali sehari.
Mentimun untuk Kecantikan
Alam disiapkan oleh Sang Pencipta demi kecantikan serta kehalusan kulit muka dan leher. Bahan alami seperti mentimun, susu sapi, jeruk nipis, minyak bulus, bawang putih, bawang merah, asam dan lengkuas sangat bermanfaat untuk menghaluskan muka dan leher.
Madu bermanfaat untuk mengencangkan kulit muka jika Anda rajin memanfaatkannya untuk masage. Sesudahnya cuci muka dengan air hangat dan oleskan air jeruk nipis atau tomat. Cara yang sama tetapi mengganti madu dengan minyak bulus cara lain untuk merawat kulit wajah. Jika minyak bulus yang dipakai,sesudahnya usapi kulit muka dengan minyak kenanga atau minyak tanjung.
Jika rutin mencuci muka dengan air teh kadaluwarsa menghasilkan muka yang bersih halus berseri.
Kebiasaan memasker muka dengan mentimun, menghasilkan kulit halus mulus. Cara lain, oleskan remasan bunga mawar pada kulit wajah. Biasakan ini pada pagi hari ketika bunga masih mengandung embun. Ternyata putih telur pun merupakan bahan masker yang baik. Oleskan putih telur pada kulit wajah, diamkan 10 menit baru bersihkan dengan air hangat. Cukup lakukan sebulan sekali.
KASIAT BUAH MARKISA
Budidaya markisa dapat dikembangkan dalam pola kemitraan terpadu antara petani baik yang tergabung dalam kelompok tani atau koperasi dengan perusahaan pengolahan buah markisa sebagai perusahaan inti. Peluang pasar buah markisa dan hasil olahannya sangat besar baik didalam negeri maupun luar negeri. Permintaan semakin meningkat sedangkan produksi tidak dapat mengimbanginya.
Di Indonesia terdapat 4 (empat) jenis Markisa yang dibudidayakan :
1. Markisa Ungu (Passiflora edulis var. edulis)
2. Markisa Konyal (Passiflora lingularis
3. Markisa Kuning (Passiflora edulis var. flavicarpa).
4. Markisa Erbis ( Passiflora quadrangularis).
Tanaman Markisa bukanlah tanaman asli Indonesia, tetapi merupakan tanaman yang berasal dari Luar Negeri Amerika Selatan yaitu Negara Brasil, yang menyebar sampai ke Indonesia. Di negara asalnya Markisa tumbuh liar dihutan-hutan basah yang mempunyai ratusan Species Passiflora.
Markisa ungu ini banyak dikembangkan di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 800 – 1.500 m diatas permukaan laut. Tanaman markisa diperbanyak dengan stek dan teknik sambungan. Sistem rambatan yang dianjurkan adalah dengan tanaman hidup termasuk pucuk bambu tanpa menggunakan kawat.
Buah markisa dapat dimakan dalam keadaan segar, tetapi kebanyakan daging buahnya diekstrak dan diawetkan melalui cara pemanasan atau pendinginan. Sari buah markisa memiliki aroma yang khas dan keras, rasanya asam, dapat dijadikan konsentrat alami. Jika ditambah pemanis (gula) dan diencerkan maka rasanya akan sangat enak dan cocok untuk dicampur dengan sari buah lainnya. Produk olahan yang khas adalah es krim, serbat, nentar, sari buah, konsentrat, squash, selai, dan jeli.
Passiflorance yang banyak terkandung dalam buah markisa berkhasiat untuk menentramkan urat syaraf, Buah markisa juga sebagai sumber beberapa vitamin khususnya vitamin C dan vitamin A. Di samping itu manfaat buah markisa bagi kesehatan antara lain untuk menyembuhkan badan lemah setelah sakit, kehilangan napsu makan, anemia disertai bibir pucat, terasa dingin pada anggota badan dan pusing, kurang susu setelah melahirkan, serta memulihkan
kondisi tubuh setelah pengobatan khususnya yang disebabkan oleh parasit pada anak.
Tanaman markisa telah dikembangkan di beberapa propinsi terutama di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung dan Sulawesi Selatan.
Khasiat Buah Markisa antara lain :
1. Menangkal kanker
2. Mengatasi insomnia
3. Mengatasi batuk
4. Anti alergi
5. Menenangkan anak hiperaktif
6. Melancarkan ASI
7. Menjaga kecantikan wajah
8. Menurunkan kolesterol
9. Memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan
10. Melancarkan peredaran darah
11. Anti peradangan
12. Penurun panas (anti piretik)
13. Mencegah hipertensi
14. Penghilang nyeri (analgesik)
15. Antiseptik
16. Penghilang kerut pada wajah
17. Menjaga kebugaran tubuh
18. Antibodi
KASIAT BUAH NANAS
Nanas adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning memiliki kandungan air 90% dan kaya akan Kalium, Kalsium, Iodium, Sulfur, dan Khlor. Selain itu juga kaya Asam, Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta Enzim Bromelin.
Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki hasil agroindustri nanas yang cukup populer adalah Sumatera Selatan. Nanas merupakan komoditas unggulan di Sumatera Selatan. Nanas dihasilkan dari sekitar Palembang, yang paling terkenal adalah nanas Prabumulih yang terkenal dengan rasa manisnya, konon nanas termanis di Indonesia berasal dari daerah ini. Pada tahun 2006 produksi panen nanas di Sumatera Selatan mencapai 141.542 ton/tahun, peringkat ke tiga setelah Jawa Barat dan Lampung.
Buah ini banyak mengandung vitamin A dan C sebagai antioksidan. Juga mengandung kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, dan enzim bromelain.
Bromelain berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, serta menghambat pertumbuhan sel kanker. Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit.
Beberapa khasiat buah nanas yang telah masak:
* bersifat dingin,
* dapat mengurangi keluarnya asam lambung yang berlebihan,
* membantu pencernaan makanan di lambung,
* antiradang,
* peluruh kencing (diuretik),
* membersihkan jaringan kulit yang mati,
* mengganggu pertumbuhan sel kanker,
* menghambat penggumpalan trombosit.
Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan buah nanas:
1. Air perasan (Jus) Nanas: Cacingan, radang tenggorokan, Beri-beri, menurunkan berat badan, masalah pencernaan
2. Daun Nanas (cuci bersih, ditumbuk halus, balurkan pada yang sakit): Untuk luka bakar, gatal dan bisul
3. Ketombe: Sediakan 1/4 buah nanas masak. Kupas kulitnya, lalu parut, peras, dan saring. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk nipis dan aduk sampai rata. Gunakan ramuan ini untuk menggosok kulit kepala yang berketombe. Lakukan malam sebelum tidur. Keesokan paginya rambut dikeramas. Lakukan 2-3 kali dalam seminggu.
4. Peradangan kulit: sediakan 1/2 buah nanas yang telah masak. Kupas kulitnya, lalu parut. Hasil parutannya dipakai untuk menggosok kulit yang bersisik dan mengelupas. Lakukan sekali sehari, malam sebelum tidur. Keesokan paginya baru dicuci bersih. Lakukan setiap hari.
5. Sembelit: minum air perasan dari 3 buah nanas, namun pilihlah buah yang belum matang benar dan agak sedikit asam.
6. Menurunkan berat badan
Sediakan 1 buah nanas yang tidak terlalu matang, kupas lalu cuci sampai bersih. Potong seperlunya, lalu jus atau parut, kemudian peras airnya. Agar air sari nanas diperoleh secara maksimal, peras dengan menggunakan potongan kain bersih. Minum air nanas sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.
7. Radang tenggorokan
Sediakan 2 buah nanas masak. Kupas kulitnya, cuci sampai bersih, potong seperlunya, kemudian parut atau dibuat jus. Peras airnya. Minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian.
Kembung atau rasa penuh di perut karena pencernaan terganggu
Minum jus nanas sekitar 30 menit sebelum makan. Lakukan 3 kali sehari sekitar masing-masing sebanyak 1/2 gelas (150 cc).
8. Cacingan
Pilih 1 buah nanas muda. Kupas lalu cuci sampai bersih, kemudian bilas dengan air masak lalu parut. Peras dan saring air parutan. Minumkan sedikit demi sedikit pada anak yang menderita cacingan.
9. Ketombe
Sediakan 1/2 buah nanas yang sudah masak. Kupas kulitnya, parut, peras lalu saring airnya. Tambahkan perasan 1 jeruk nipis ke dalam air nenas. Aduk rata. Kemudia gosokan pada kulit kepala yang berketombe. Lakukan sebelum tidur dan keramaslah keesokan harinya. Lakukan 2-3 kali dalam seminggu.
10. Radang kulit (Dermatitis)
Sediakan 1/2 buah nanas yang sudah masak. Kupas, cuci bersih, lalu parut. Gosokkan pada bagian kulit yang sakit. Lakukan pada malam hari menjelang tidur. Biarkan semalaman dan cucilah pada esok hari.
11. Luka bakar, gatal, bisul
Ambil beberapa helai daun nanas, cuci sampai bersih lalu tumbuk hingga halus. Balurkan pada bagian kulit yang sakit.
12. Keseleo atau Memar
Sediakan 1 buah nanas matang, kupas, cuci bersih, potong-potong seperlunya. Jus potongan nanas tadi, dan minum airnya sekaligus.
Efek Samping:
* Nanas muda berpotensi sebagai abortivum atau sejenis obat yang dapat menggugurkan kandungan. Karena itu, nanas dapat digunakan untuk melancarkan terlambat haid. Karena itu, perempuan hamil dilarang mengkonsumsi nanas muda.
* memicu rematik. Di dalam saluran cerna, buah nanas terfermentasi menjadi alkohol. Ini bisa memicu kekambuhan rematik gout. Penderita rematik dan radang sendi dianjurkan untuk membatasi konsumsi nanas.
* meningkatkan gula darah. Buah nanas masak mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Jadi, bagi penderita diabetes, sebaiknya tidak mengonsumsi nanas secara berlebihan.
* menimbulkan rasa gatal. Terkadang sehabis makan nanas segar, mulut dan lidah terasa gatal. Untuk menghindarinya, sebelum dimakan, rendamlah potongan buah nanas dengan air garam.
Sabtu, Mei 30, 2009
BUNGA MAWAR
Bunga mawar wanginya harum karena adanya minyak atsiri di dalamnya. Minyak atsiri ini mengandung zat sitrat, sitronelol, geraniol, linalol, nerol, eugenol, feniletilalkohol, farnesol, dan nonilal-dehida. Berkhasiat untuk mengobati gigitan serangga berbisa, gabag (morbili), dan jerawat.
Ramuan untuk gigitan serangga berbisa, siapkan 1 kuntum bunga mawar, 10 kuntum bunga melati, 2 kuntum bunga kenanga, dan 1 sendok teh minyak kelapa. Bunga dicuci bersih, lalu digiling sampai halus. Remaslah campuran ketiga bunga tersebut dengan minyak kelapa. Ramuan dioleskan pada luka bekas gigitan atau sengatan serangga, lalu dibalut.
Ramuan untuk gabag, cuci 15 kuntum bunga mawar, kemudian rebus dengan tiga gelas air hingga tersisa 3/4 gelas. Setelah itu disaring. Air mawar ini diminum tiga kali sehari. Ramuan untuk jerawat, rebus bunga mawar secukupnya dengan sedikit air. Setelah itu, air mawar yang telah disaring sebanyak dua sendok dicampur dengan satu sendok teh serbuk belerang. Oleskan pada malam hari sebelum tidur pada kulit yang terkena jerawat.
Langganan:
Postingan (Atom)