Custom Search

Minggu, Oktober 25, 2009

Pintu Neraka di Ubzekistan

Sebuah fenomena alam yg memberi kiasan akan sebuah tempat yg pastinya semua orang ingin menghindarinya…. Secenery ini wujud di negara Asia Tengah , Uzbekistan… Menakutkan tapi kemungkinan adalah dari lahar gunung berapi atau mulut gunung berapi tersebut… hanya sebagai tatapan… kalau kita masuk dalam itu… tapi penjelasan sebenarnya begini… Tempat ini adalah di Uzbekistan yg digelar oleh penduduk setempat sebagai Pintu ke Neraka... terletak berhampiran dgn sebuah bandara kecil bernama Darvaz.


Kisah ini bermula kira-kira 35 tahun yg lampau. Seorang ahli geologis telah menggali tempat ini untuk mencari gas asli. Secara tiba-tiba semasa penggalian tersebut, mereka telah terjumpa satu jurang besar di bawah tanah. karena terlalu besar sehingga semua peralatan penggalian tersebut telah masuk ke dalam jurang tersebut. Tiada siapapun yg berani turun ke dalam jurang tersebut disebabkan jurang tersebut dipenuhi gas asli bumi. Untuk menghindari gas bumi yang akan mencemarkan bumi, mereka telah menyalakan api di dalam jurang tersebut dan semenjak dari itu sehingga kini, telah 35 tahun lubang ini terbakar tanpa henti walau sesaat.Oleh sebab itu penduduk sekitar menyebut jurang tersebut sebagai "Pintu Neraka". Kalau dipikir - pikir, kiamat sepertinya sangat dekat. Oleh karena itu, sudahkah anda bertobat???







Sumber :
Rezkyra blog
Indonesia-indonesia.com

Jumat, Oktober 23, 2009

Para Petapa

fherdi and Edo

Abank Sky

Teni Rohaeni

Sinta Eka Jayanti

Evi Susanti

Winnie The poOh

My Sister

Nancy Novita Pancy

Euis Kamalia Cito

Noey Syamsiah


mangga...mangga...mangga.....
murah kok
cuma Rp 5000 dapet tiga
bisa nambah malah

Non Leny

Sri Andriani (Ogi)

Taeu Kurata

Alexandria Cortez Adrenergic

Chuwit Witria

Amry Zazuly Marjuky

Raden Rizma Ibrahim



Nama : Raden Rizma Ibrahim
jenis kelamin : Diragukan
Jabatan : Panglima Perang SOD (Soldier Of Devil)
Organisasi yang sedang diikuti : SOD
Tempat tanggal lahir: Di atas kapal TANKER, Alias tanjung kerta, Sumedang
Keahlian : Melubangi
Hobby : Ngaruyuk (ngarukutuk dina ruyuk)

Temanku di Sumedang




semua teman-temanku disumedang yang selalu menemaniku, aku senang telah kenal kepada kalian semua, semoga kita bersama dan aku tak akan meninggalkan kota sumedang ini

Rabu, Oktober 21, 2009

Contoh Obat Hipertensi

2.10 Contoh Obat Hipertensi
a. Kaptopril
Nama Dagang Sediaan Produksi
Acendril 12,5 mg/tablet Harsen
Acepres 12,5 mg/tablet Bernofarm
Capoten 12,5 mg; 25 mg; 50 mg/tablet Bristol-Myers Squibb
Casipril 12,5 mg; 25 mg/tablet Tunggal Idaman Abadi
Dexacap 12,5 mg; 25 mg; 50 mg/tablet Dexa Medica

b. Klonidin
Nama Dagang Sediaan Produksi
Catapres Injeksi 0,15 mg/ml
Tablet 75 mg; 0.15 mg Boehringer Ingelheim

c. Metildopa
Nama Dagang Sediaan Produksi
Dopamet 250 mg/tablet Alpharma

d. Atenolol
Nama Dagang Sediaan Produksi
Betablok 50 mg; 100 mg/tablet Kalbe Farma
Farnormin 50 mg/tablet Fahrenheit
Hiblok 50 mg; 100 mg/tablet Nufarindo
Internolol 50 mg; 100 mg/tablet Interbat


e. Prazosin Hcl
Nama Dagang Sediaan Pabrik
Minipress 1 mg; 2 mg/tablet Pfizer

f. Reserpin
Nama Dagang Sediaan Produksi
Serpasil Resapin 0,25 mg; 0,1 mg/tablet Novartis Soho
Ser-ep-es 0,1 mg/tablet Novartis

g. Propanolol
Nama Dagang Sediaan Produksi
Farmadral 10 mg/tablet Fahrenheit
Inderal 10 mg/tablet Astra Zeneca

h. Losartan K
Nama Dagang Sediaan Produksi
Acetensa 50mg mg/tablet Fahrenheit
Angioten 50 mg/tablet Kalbe Farma

i. Amipril
Nama Dagang Sediaan Produksi
Triatec 2,5 mg; 5 mg; 10 mg/tablet Sanovi Aventis

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Irfan. 2007. Hipertensi Penyebab Utama Penyakit Jantung
————-. 2007. Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang Aman.
Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 42-2007, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia
Kartari. 2000. Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Departemen Kesehatan R..I. , Jakarta.
Kurniawan, Anie. 2002. Direktorat Gizi Masyarakat.
Oceandy. Delvac. 1998. Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
Farmakologi Cetakan Ketiga, Jakarta 2007
Pinzon, Rizaldy 2000. .Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Santi Martini, Lucia Y. 2004. Hendrati Perbedaan Risiko Kejadian Hipertensi Menurut Pola Merokok.
Sulistia, Gan. 1998. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi. FKUL
Sunarti, Sri. 2002. Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Hipertensi Di RSUI Kustati. Surakarta.



Disusun oleh :
Nandar Sawitra
Endang Nurlaela
Dede Sulaiman
Ruhayat Rudiana
Kelas XII – B

Pencegahan Hipertensi

2.7 Pencegahan Hipertensi
Salah satu cara untuk menghindari darah tinggi adalah menjaga berat tubuh ideal, kemudian melakukan hal-hal berikut ini:

1. Jalan Kaki
Rutin melakukan jalan cepat ternyata efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi hingga 8 mmhg.
2. Konsumsi Makanan Berpotasium
Perbanyak mengonsumsi makanan akan kaya potasium, seperti buah sayur, sangat baik untuk menurunkan tekanan darah. Sumber potasium terbaik antara lain kentang, tomat, orange juice, pisang, kacang-kacangan, belewah, melon, serta buah yang dikeringkan, seperti kismis. Konsumsi potasium minimal 2000 - 4000 mg per hari,
Tindakan pencegahan perlu dilakukan oleh penderita hipertensi agar tidak kambuh bertambah berat yaitu melalui pengontrolan pola atau gaya hidup, seperti
- Diet rendah lemak, diet rendah garam
- Berhenti merokok, berhenti minuman alkohol
- Kurangi atau berhenti minum kopi
- Hindari mengkonsumsi daging kambing, buah durian
- Hidup dengan tenang lakukan santai pada badan, hindari stress
- Olahraga secara teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh
- Menurunkan berat badan bagai penderita obesitas

Pengobatan Hipertensi

2.8 Pengobatan Hipertensi
Ada empat tahap pengobatan hipertensi dengan terapi farmakologi, yaitu :
a. Tahap pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau Beta bloker dengan dosis kecil kemudian dosis dinaikan.
b. Tahap kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa dan beta bloker.
c. Tahap ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator ( biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE.
d. Tahap keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dn guanetidin atau penghambat ACE.

2.9 Penggolongan Obat Hipertensi
Tekanan darah ditentukan oleh voume menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
TD = VM x DTP
Ket : TD = Tekanan darah
VM = Volume menit jantung
DTP = Daya tahan perifer
Dari rumus di atas, tekanan darah dapat diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat-obat hipertensi bekerja atas dasar prinsip tersebut.
Penurunan VM dilakukan dengan blockade reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika.
Penurunan DTP diatur oleh factor yang bekerja melalui susunan saraaf sentral maupun perifer. Sedangkan zat-zat vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar system adrenergic. Menurut zat berkhasiat farmakologinya, antihipertensi dibagi menjadi 6 :
1. Zat-zat penekan SSP, misalnya reserpin.
2. Zat-zat penekan system adrenergic perifer, misalnya propanolol.
3. Zat-zat dieresis, lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long acting atau dosis tunggal, misalnya klortalidon.
4. Zat-zat vasodilator, misalnya hidralazin.
5. Zat-zat antagonis kalsium, misalnya nifedifine.
6. Zat-zat ACE bloker dan Angiotensin II antagonis, misalnya losartan K dan Kaptopril.

Pengobatan Hipertensi

2.8 Pengobatan Hipertensi
Ada empat tahap pengobatan hipertensi dengan terapi farmakologi, yaitu :
a. Tahap pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau Beta bloker dengan dosis kecil kemudian dosis dinaikan.
b. Tahap kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa dan beta bloker.
c. Tahap ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator ( biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE.
d. Tahap keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dn guanetidin atau penghambat ACE.

2.9 Penggolongan Obat Hipertensi
Tekanan darah ditentukan oleh voume menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
TD = VM x DTP
Ket : TD = Tekanan darah
VM = Volume menit jantung
DTP = Daya tahan perifer
Dari rumus di atas, tekanan darah dapat diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat-obat hipertensi bekerja atas dasar prinsip tersebut.
Penurunan VM dilakukan dengan blockade reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika.
Penurunan DTP diatur oleh factor yang bekerja melalui susunan saraaf sentral maupun perifer. Sedangkan zat-zat vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar system adrenergic. Menurut zat berkhasiat farmakologinya, antihipertensi dibagi menjadi 6 :
1. Zat-zat penekan SSP, misalnya reserpin.
2. Zat-zat penekan system adrenergic perifer, misalnya propanolol.
3. Zat-zat dieresis, lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long acting atau dosis tunggal, misalnya klortalidon.
4. Zat-zat vasodilator, misalnya hidralazin.
5. Zat-zat antagonis kalsium, misalnya nifedifine.
6. Zat-zat ACE bloker dan Angiotensin II antagonis, misalnya losartan K dan Kaptopril.

Pencegahan Hipertensi

2.7 Pencegahan Hipertensi
Salah satu cara untuk menghindari darah tinggi adalah menjaga berat tubuh ideal, kemudian melakukan hal-hal berikut ini:

1. Jalan Kaki
Rutin melakukan jalan cepat ternyata efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi hingga 8 mmhg.
2. Konsumsi Makanan Berpotasium
Perbanyak mengonsumsi makanan akan kaya potasium, seperti buah sayur, sangat baik untuk menurunkan tekanan darah. Sumber potasium terbaik antara lain kentang, tomat, orange juice, pisang, kacang-kacangan, belewah, melon, serta buah yang dikeringkan, seperti kismis. Konsumsi potasium minimal 2000 - 4000 mg per hari,
Tindakan pencegahan perlu dilakukan oleh penderita hipertensi agar tidak kambuh bertambah berat yaitu melalui pengontrolan pola atau gaya hidup, seperti
- Diet rendah lemak, diet rendah garam
- Berhenti merokok, berhenti minuman alkohol
- Kurangi atau berhenti minum kopi
- Hindari mengkonsumsi daging kambing, buah durian
- Hidup dengan tenang lakukan santai pada badan, hindari stress
- Olahraga secara teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh
- Menurunkan berat badan bagai penderita obesitas

Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi

2.6 Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi
Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu faktor , maka akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka , yang berakibat akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
1. Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b. Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini dikutipkan salah satu hasil penelitian tentang penyebaran menurut umur tersebut
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga.
Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan nya lebih “longgar” tanggung jawabnya . Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
g. Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.

2. Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah :
a. Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
- Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
- Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
- Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan berlebih.
b. Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c. Faktor Biologi
- Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
- Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan
- Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.

3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas menurut teori HL Blum yaitu :
• Faktor Genetik
Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan penderita hipertensi Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun belum adanya tes genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik yang sama.
• Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres,stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
• Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
• Faktor Pelayananan
Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider (pelayanan kesehatan) di puskesmas mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, kurangnya kerja sama dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian mengenai program pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas.

Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi

2.6 Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi
Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu faktor , maka akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka , yang berakibat akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
1. Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b. Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini dikutipkan salah satu hasil penelitian tentang penyebaran menurut umur tersebut
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga.
Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan nya lebih “longgar” tanggung jawabnya . Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
g. Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.

2. Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah :
a. Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
- Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
- Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
- Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan berlebih.
b. Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c. Faktor Biologi
- Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
- Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan
- Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.

3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas menurut teori HL Blum yaitu :
• Faktor Genetik
Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan penderita hipertensi Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun belum adanya tes genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik yang sama.
• Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres,stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
• Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
• Faktor Pelayananan
Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider (pelayanan kesehatan) di puskesmas mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, kurangnya kerja sama dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian mengenai program pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas.

Mekanisme Terjadinya Hipertensi

2.4 Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.
Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi
a. Faktor Keturunan atau Genetik
Faktor keturunan atau genetik ini kebanyakan menjadi faktor pertama dalam penyebab suatu penyakit, karena itu latar belakang keluarga yang mempunyai riwayat penyakit tertentu termasuk hipertensi ini maka harus berhati-hati dengan kata lain kita harus berusaha agar jangan sampai kita mengalami penyakit serupa. Pencegahan adalah hal utama yang harus kita lakukan sebelum kita benar-benar mengalaminya.
b. Faktor Mengonsumsi Lemak Tinggi, Kolesterol dan Garam yang Berlebihan
Mengkonsumsi makanan yang mengandung daging-dagingan dan ikan-ikanan serta garam yang berlebihan banyak disukai sebagian orang karena rasanya yang enak dan gurih, tapi dibalik kenikmatan itu terdapat kandungan lemah yang tinggi dan kolesterol yang cukup berbahaya untuk tubuh kita. Mengonsumsi makan-makanan yang mengandung lemah tinggi dan kolesterol serta garam yang berlebih secara kontinyu akan mengakibatkan banyak sekali penyakit yang menyerang tubuh termasuk hipertensi.
c. Faktor Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Mengandung Bahan Pengawet
Dalam kehidupan modern ini sebagian besar orang akan memilih hal-hal yang praktis saja termasuk dalam memasak makanan. Mereka tidak mau repot dengan belanja makanan segar mereka lebih cenderung memilih makanan dalam kemasan yang praktis yang siap dimasak kapan saja malahan sekarang banyak makanan siap saji dalam kemasan. Sifat pengawet dalam makanan itu sangat berbahaya yang apabila kita mengkonsumsi secara terus menerus akan banyak mendatangkan berbagai penyakit.
d. Faktor Kegemukan (Obeisitas)
Ada istilah orang gemuk itu tidak selamanya sehat, malahan belakangan ini kegemukan menjadi momok bagi sebagian orang karena kegemukan menjadikan orang mudah sekali terserang penyakit termasuk hipertensi.
e. Faktor Pengaruh Gaya Hidup
Gaya hidup yang mana kita menganggapnya sebagai gaya hidup orang modern tidak selamanya membawa pengaruh positif. Sering orang menganggap bahwa makan makanan di restoran cepat saji (junk food) akan dianggap modern, padahal kita tahu makan makanan seperti itu tidak sehat. Pola hidup yang serba modern, juga akan membuat orang mudah stress apabila kita tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi kita sendiri.
f. Faktor Kebiasaan Merokok dan Minum-Minuman Beralkohol
Merokok sering dianggap oleh sebagian orang sebagai gaya hidup yang perlu dilestarikan sehingga mereka enggan untuk berhenti merokok padahal mereka tahu banyak penyakit yang disebabkan karena merokok. Begitu juga dengan minuman beralkohol, mereka akan merasa bangga bila bisa menghabiskan sebotol minuman beralkohol karena merasa jantan.
g. Faktor Stress
Berhati-hatilah bagi orang yang mudah sekali mengalami stress, terutama orang yang mudah sekali marah. Jangan suka sekali menjadikan persoalan yang sebenarnya sepele menjadi persoalan yang berat karena itu akan menambah beban pikiran kita. Kecenderungan orang yang mudah stress, dia akan mudah marah karena beban masalah yang dianggapnya tidak bisa diselesaikan. Kita harus berpikir bijak bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

Mekanisme Terjadinya Hipertensi

2.4 Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.
Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah

Gejala Terjadinya Penyakit Hipertensi

2.3 Gejala Terjadinya Penyakit Hipertensi
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi disebut sebagai silent killer karena dua hal, yaitu :
• Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
• Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
 Sakit kepala
 Jantung berdebar- debar
 Kelelahan
 Mual
 Muntah
 Sesak nafas
 Sering buang air kecil terutama di malam hari
 Telinga berdenging
 Gelisah
 Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

jenis - jenis hipertensi

2.2 Jenis-jenis Hipertensi
Hipertensi resisten adalah kegagalan untuk mencapai target TD yang diinginkan pada pasien hipertensi dengan menggunakan tiga macam obat dosis penuh termasuk diuretik. TD diastolik menetap di atas 90 mmHg pada minimal dua kali pengukuran di tempat praktik pada waktu yang berbeda dan satu kali pengukuran di rumah dengan alat pengukurTD rumahan atau ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) 24 jam. Hampir 40% pasien yang dirawat oleh dokter umum atau spesialis menunjukkan resistensi terapi.
Hipertensi resisten lebih banyak dijumpai pada pasien berusia lebih dari 60 tahun daripada yang lebih muda. Penggunaan diuretik dengan dosis tidak adekuat sering menjadi penyebab.

Penyebab Hipertensi Resisten
1. Cara pengukuran TD tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan tingginya tekanan intra-arteri pada hasil pengukuran. Pembacaan yang terlalu tinggi dapat juga terjadi pada pasien dengan klasifikasi atau arteriosklerosis pada arteri brakhialis sehingga tidak dapat dikompresi penuh. Dapat juga terjadi pada hipertensi white-coat. Masalah ini dapat diatasi dengan pengukuran TD di rumah atau dengan pembacaan ABPM.
2. Kelebihan cairan: kelebihan asupan natrium/garam, retensi cairan karena penyakit ginjal dan terapi diuretik tidak adekuat. Diuretik tiazid direkomendasikan untuk sebagian besar pasien hipertensi, sedangkan loop diuretic diperlukan pada pasien dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) atau gagal jantung.
3. Terinduksi obat atau penyebab lain: non-adherence, dosis tidak adekuat, kombinasi tidak tepat, interaksi dengan obat lain seperti Non Steroidal Anti-Inflamatory Drugs (NSAID), inhibitor cyclooxygenase-2 (COX-2), kokain, amfetamin, fenotiazin, simpatomimetik (dekongestan, anorektik), tembakau, kafein, kortikosteroid, hormon kontrasepsi oral, hormon steroid adrenal, siklosporin dan takrolimus, eritropoietin, licorice (termasuk permen tembakau), suplemen dan obat tertentu (misal ephedra, mahaung, jeruk bitted).
4. Kondisi yang berkaitan: obesitas, minum alkohol berlebihan.
5. Penyebab sekunder: penyakit parenkim ginjal, penyakit arteri ginjal, aldosteronisme, feokromositoma, sindrom Gushing, hipo atau hipertiroid, sleep apnea, dan koarktasio aorta.
Dikenal juga keadaan yang disebut krisis hipertensi. Keadaan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Hipertensi emergensi, merupakan hipertensi gawat darurat, dimana TD melebihi 180/120 mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi organ, seperti otak (perdarahan otak/stroke, ensefalopati hipertensi), jantung (gagal jantung kiri akut, penyakit jantung koroner akut), paru (bendungan di paru), dan eklampsia; atau TD dapat lebih rendah dari 180/120 mmHg tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ di atas yang sudah nyata timbul. Jika TD tidak segera diturunkan dapat mengakibatkan komplikasi yang menetap. Oleh karena itu harus diturunkan dengan obat intravena (suntikan) yang bekerja cepat dalam beberapa menit maksimal satu jam. Pasien ini harus dibawa ke intensive care unit (ICU) untuk dipantau TD-nya dan diberikan obat-obatan parenteral. Target penurunan mean arterial pressure (MAP) tidak melebihi 25% dalam hitungan menit sampai 1 jam dan jika stabil, dapat mencapai TD 160/100-110 mmHg dalam waktu 2-6 jam, karena penurunan yang lebih cepat akan menyebabkan iskemia koroner, otak dan ginjal. Terapi awal yang tepat untuk keadaan tersebut adalah memberikan nifedipin kerja singkat. Jika tingkat TD tersebut dapat ditoleransi dan pasien stabil, TD normal dapat dicapai dalam 24-48 jam berikutnya.
2. Hipertensi urgensi: TD sangat tinggi (>180/120 mmHg), tetapi belum ada gejala seperti di atas. TD tidak harus diturunkan dengan cepat (dalam hitungan menit}, tetapi dapat dalam hitungan jam sampai dengan hari dengan obat oral. Gejalanya berupa sakit kepala hebat/berputar (vertigo), mual, muntah, pusing/melayang, penglihatan kabur, mimisan, sesak napas, gangguan cemas berat, tetapi tidak ada kerusakan target organ. Pasien dengan hipertensi urgensi dapat juga diberikan terapi oral yang bekerja short acting seperti kaptopril, labetalol atau klonidin dengan observasi yang ketat.

Pembagian Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya
1. Hipertensi primer, adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (hipertensi esensial). Terjadi peningkatan kerja jantung akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Sebagian besar (90-95%) penderita termasuk hipertensi primer.
2. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit sistemik lain, misalnya gangguan hormon (Gushing), penyempitan pembuluh darah utama ginjal (stenosis arteri renalis, akibat penyakit ginjal (glomerulonefritis)}, dan penyakit sistemik lainnya (lupus nefritis). Jumlah hipertensi sekunder kurang dari 5% penduduk dewasa di Amerika.

pengertian hipertensi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmhg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmhg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmhg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.