2.8 Pengobatan Hipertensi
Ada empat tahap pengobatan hipertensi dengan terapi farmakologi, yaitu :
a. Tahap pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau Beta bloker dengan dosis kecil kemudian dosis dinaikan.
b. Tahap kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa dan beta bloker.
c. Tahap ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator ( biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE.
d. Tahap keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dn guanetidin atau penghambat ACE.
2.9 Penggolongan Obat Hipertensi
Tekanan darah ditentukan oleh voume menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
TD = VM x DTP
Ket : TD = Tekanan darah
VM = Volume menit jantung
DTP = Daya tahan perifer
Dari rumus di atas, tekanan darah dapat diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat-obat hipertensi bekerja atas dasar prinsip tersebut.
Penurunan VM dilakukan dengan blockade reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika.
Penurunan DTP diatur oleh factor yang bekerja melalui susunan saraaf sentral maupun perifer. Sedangkan zat-zat vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar system adrenergic. Menurut zat berkhasiat farmakologinya, antihipertensi dibagi menjadi 6 :
1. Zat-zat penekan SSP, misalnya reserpin.
2. Zat-zat penekan system adrenergic perifer, misalnya propanolol.
3. Zat-zat dieresis, lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long acting atau dosis tunggal, misalnya klortalidon.
4. Zat-zat vasodilator, misalnya hidralazin.
5. Zat-zat antagonis kalsium, misalnya nifedifine.
6. Zat-zat ACE bloker dan Angiotensin II antagonis, misalnya losartan K dan Kaptopril.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar