Custom Search

Senin, April 27, 2009

PENGGOLANGAN NARKOTIKA

PENGGOLANGAN NARKOTIKA

1. Golongan I

Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh terdiri dari 26 macam antar lain :

· Tanaman papaver sommiferam

· Opium mentah

· Opium masak

· Tanaman koka

· Daun koka

· Kokain mentah

· Kokaina

· Tanaman ganja

· Tetrahydra cannabitol

· Delta 9 tetrahydra cannabitol

· Asetorfino

· Heroina

2. Golongan II

Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakn pilihan terakhir atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan

Contoh dari 87 macam antara lain :

· Fentanil

· Metadona

· Petidina

· Opium

· Morfina

· Dihidro morfina

3. Golongan III

Golongan III adalah narkotika yang bekhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan pengembangan ilmu pengetahuan

Contoh antara lain terdiri dari :

· Asetil hydrokodina

· Dekstropropoksina

· Dihydrokoterna

· Etil morfina

NARKOTIKA

NARKOTIKA

Kejahatan narkotika sa’at ini telah bersifat transional / internasional, yang dilakukan dengan modus operandi tinggi, dan teknologi canggih, oleh karena itu UU no. 9 Tahun1976 tentang narkotika sudah tidak sesuai lagi, maka perlu dibuat UU baru tentang narkotika yaitu : UU no 22 tahun1997.

Istilah penting yang perlu di ketahui dalam UU RI no 22 Tahun 1997 :

1. narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman. Baik sintetis maupun semi sintetis yang dapt menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

2. peredaran gelap narkotika adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak dan melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana narkotika.

3. pecandu adalah orang yang menyalahgunakan narkotika, dalam keadaan ketergantungan terhadap narkotika, baik fisik maupun psikis.

4. ketergantungan narkotika adalah gejala dorongan untok menggunakan narkotika secara terus menerus.

5. penyalahgunaan adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter.

6. kesetbilan medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.

Sabtu, April 25, 2009

OBAT-OBAT SISTEM PENCERNAAN

OBAT-OBAT SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan makanan di mulai di dalam mulut dimana makanan dihaluskan sambil di aduk dengan ludah yang mengandung suatu enzym amilase yaitu ptialin yang berfungsi menguraikan karbohidrat. Setelah itu di telan dan adukan dilanjutkan dengan gerakan peristaltik ke lambung dengan bantuan getah lambung yang terdiri dari asam lambung dan pepsin, yaitu enzym proteolitik yang disekresi oleh selaput lendir lambung sehimgga terbentuk chymus.

Pencernaan di lanjutkan di usus dibantu dengan enzym-enzym pencernaan yang dihasilkan oleh pankreas dan mukosa usus. Setelah terbentukzat-zat gizi, sisa makanan masuk ke usus besar dan di olah oleh flora normal usus, hingga siap untuk dibuang melalui anus.

Diseluruh bagian inilah dapat timbul berbagai penyakit yang disebabkan oleh terganggunya enzym pencernaan baik yang disebabkan oleh infeksi-infeksi usus ataupun yang disebabkan oleh kuman dan cacing

Adapun obat-obat pencernaan adalah :

1. antasida

2. digetiva

3. anti diare

4. pencahar (laxativa)

5. anti spasmodik

6. kolagoga

7. protektor hati (hepatoprotektor)

PENARIKAN (EXTRACTIO)

PENARIKAN (EXTRACTIO)

Extractio adalah cara menarik obat satu atau lebih zat dari bahan asal yang umumnya zat berkhasiat tersebut tertarik dalam keadaan (khasiatnya) tidak bebuah.

Tujuan extractio adalah untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan sebanyak mungkin dari yang tidak berfaedah, agar lebih mudah digunakan dalam pengobatan

Suhu-suhun penarikan adalah :

  • Maserasi : 15-250C
  • Digerasi : 35-450C
  • Infudasi : 90-980C
  • Memasak: pada suhu mendidih

Cara menghilangkan isi simplisia yang tak berguna :

  1. memakai pelarut yang zat berkhasiatnya larut, sedangkan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut dalam cairan penyari
  2. dengan menarik atau merendam pada suhu tertentu dimana bahan berkhasiat terbanyak larutnya.
  3. dengan menggunakan jarak waktu menarik, dimana zat berkhasiat lebih banyak larutnya.
  4. dengan memurnikan atau membersihkan memakai cara-cara tertentu baik cara alam maupun cara kimia