Custom Search

Senin, April 06, 2009

VAKSIN HEPATITIS B

VAKSIN HEPATITIS B

Vaksin hepatitis B merupakan salah satu vaksin yang sangat penting, karena bisa mencegah penyakit infeksi hepatitis B yang hingga kini belum ada pengobatan spesifik. Selain itu, pemberian vaksin ini juga bisa mencegah komplikasi serius akibat hepatitis B, seperti karsinoma hepatoseluler (kanker hati). Studi memperlihatkan, sekitar 80% kanker hati utama, ternyata disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. Karena hubungan yang sangat erat, tak ayal bila CDC menyebut vaksin ini sebagai vaksin anti-kanker pertama.

Berbagai data ilmiah memperlihatkan, vaksin ini sangat aman diberikan pada bayi, anak, dan dewasa, termasuk lansia. Hingga kini, belum ada bukti yang dikonfirmasikan bahwa vaksin hepatitis B bisa menyebabkan penyakit kronis. Meskipun ada efek samping yang timbul, namun bisa diabaikan mengingat manfaatnya yang besar. Efek yang mungkin adalah demam, diare, lemah. Napsu makan berkurang, rhinitis, dan nyeri pada sisi injeksi.

Pemberian vaksin hepatitis B ditemukan tidak bertentangan dengan obat dan vaksin lainnya. Uji klinis memperlihatkan vaksin hepatitis B, bisa diberikan secara kombinasi DPT, OPV, atau booster dari DtaP, dengan menggunakan sisi dan syrines yang berbeda untuk menginjeksi vaksin.

Vaksin Hepatitis B telah ada sejak tahun 1982. Penggunaan vaksin hepatitis B dan vaksin lain sangat didukung oleh medis, peneliti dan komunitas kesehatan publik sebagai cara yang aman dan efektif untuk mencegah penyakit dan kematian. Vaksin Hepatitis B telah dibuktikan aman untuk diberikan pada bayi, anak-anak dan dewasa. Tidak ada pelaporan yang menunujukan bahwa Vaksin Hepatitis B dapat menyebabkan sakit kronis.

Pembasmian Vaksin Hepatitis B dimungkinkan dengan program vaksinasi yang meluas. Cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan memastikan semua bayi baru lahir dan anak dibawah umur 19 tahun mendapatkan vaksi hepatitis B.

Semua bayi baru lahir dan anak dibawah umur 19 tahun, terutama yang diadopsi. Individu yang hidup bersamaan dengan orang yang terinfeksi. Orang yang dalam posisi terekspose darah saat bekerja, melalui penggunaan obat atau dengan bergantian pasngan. Individu penderita hepatitis C dan penyakit hati kronis lainnya

Orang tua dan penjaga anak harus didorong untuk memvaksinasi anak saat usia masih dini untuk mencegah komplikasi yang serius yang dapt muncul saat anak dibawah 5 tahun terinfeksi. HBV, penyakit seksual ditularkan 100 kali lebih menular daripada HIV, jadi anak-anak harus diberikan vaksin HBV.

Semua bayi yang baru lahir terutama yang terinfeksi HBV, harus mendapatkan 3 suntikan vaksinasi untuk hepatitis B. Pertama 12 jam setelah dilahirkan, kedua saat 1-2 bulan, dan ketiga saat usia 6 bulan. Semua wanita sebaiknya diperiksa antigen hepatitis B pada awal kehamilan untuk mengetahui apakah mereka pembawa (terinfeksi kronis) virus hepatitis B. Vaksinasi HBV aman untuk wanita hamil. Sebagai tambahan, bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi harus menerima suntikan yang disebut H-BIG dalam waktu 12 jam setelah melahiakan. Tanpa kedua intervensi diatas, 90% bayi yang baru lahir dari ibu yang terinfeksi akan terinfeksi kronis, mengurangi kemunngkinan hidupnya.

Vaksin HBV membutuhkan tiga kali suntikan agar mendapat kekebalan yang tahan lama. Vaksin hepatitis B diberikan secara intramuscular, dan dapat diberikan pada anak bersamaan dengan vaksinasi lain. Untuk bayi, vaksinasi pertama dapat diberikan saat lahir, dosis kedua setelah satu bulan, dan dosis ketiga saat usia enam bulan. Vaksin hepatitis B juga dipasarkan sebagai kombinasi dengan Haemophilus Influenza Tipe B (Hib).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar