Custom Search

Selasa, April 21, 2009

MEKANISME EPIDEMIOLOGI MALARIA

MEKANISME EPIDEMIOLOGI MALARIA

Secara parasitologis, dalam daur hidup Plasmodium, manusia diketahui sebagai inang antara karena Plasmodium, parasit malaria dalam tubuh manusia masih dalam stadium asekmsual, maksimal sebagai mikrogametosit (jantan muda) dan makrogametosit (betina muda) yang belum mampu melakukan singami.

Plasmodium, parasit muda, pada manusia di Indonesia adalah : P. falciparum, P. vivax, P. malariae, dan P. ovale. Parasit malaria dalam tubuh manusia berhabitat utama dalam sel darah merah (eritrosit) yang memakan hemoglobin.

Pada P. vivax ada bentuk hepatik yaitu dalam sel-sel hati yang memungkinkan terjadi relaps atau kambuh.

Vektor malaria adalah nyamuk Anopheles betina, yang merupakan inang definitif. Dalam lambung nyamuk mikrogametosit dan makrogametosit Plasmodium, masing-masing telah menjadi mikrogamet dan makrogamet yang kemudian kawin (singami) a zigot a ookinet a oosista (proses sprogoni) dalam dinding lambung nyak a pecah a keluar puluhan ribu—ratusan ribu sporozoit yang akan menuju kelenjar liur nyamuk inangnya.

Keberadaan, kelimpahan, umur dan mungkin perilaku vektor sangat dipengaruhi oleh lingkungan tanbiotik (fisik, kimia, hidrologis, klimatologis), biotik (tumbuhan, biota predator), dan kondisi sosial ekonomi penduduk di daerah endemik malaria. Spesies nyamuk yang berbeda segi genetiknya berbeda daya dukungnya terhadap kelangsungan hidup parasit malaria.

Faktor lingkungan suhu udara geografis (ketinggian dari permukaan laut, musim) bisa berpengaruh pada kemampuan hidup parasit dalam nyamuk vektor. Plasmodium tidak bisa hidup dan berkembang pada suhu <15oC. Kelembaban udara 60 – 80% optimal untuk hidup nyamuk dengan umur panjang.

Jika nyamuk vektor semakin padat (misalnya hitungan jumlah nyamuk vektor rata-rata yang menggigit orang per jam), semakin antropofilik (lebih suka menggigit dan menghisap darah manusia), semakin panjang umurnya (> 2 minggu), dan semakin rentan terhadap infeksi dengan parasit malaria setempat, maka semakin besar potensinya terjadi KLB malaria, mungkin pada musim tertentu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar